OBLIGASI
1. PENDAHULUAN
Obligasi tidak memberikan kepimilkan tetapi lebih
sebagai surat utang. Obligasi umumnya mendapatkan bunga yang tetap yang disebut
dengan kupon. Karena mendapat bunga yang besarnya tetap maka obligasi juga
termasuk dalam investasi dengan pendapatan tetap.
2. DEFINISI
OBLIGASI
Obligasi
didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat
jatuh tempo dengan bunga yang tetep jika ada. Maka obligasi adalah suatu utang
atau kewajiban jangka panjang (bond). Nilai utang dari obligasi akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya dan nilai utang dari obligasi in dinyatakan dalam
surat utangnya.
Obligasi juga
dikenal dengan sekuritas pendapatan tetap, walaupun kebanyakan obligasi
memberikan bunga tetap, ada juga obligasi yang tidak membayar bunga.
Tabel 1 Sebagian
Obligasi Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Surabaya
Nama Penerbit Obligasi
|
Kode di BES
|
Nilai Total
|
Tanggal Maturiti
|
Rating
|
Suku Bunga
|
Astra Graphia I Tahun
2003
|
ASGR01XXBFTW
|
150.000.000.000
|
27 Okt. 2008
|
A-
|
13,375%
|
Bank BP I Tahun 2003
|
BABP01XXBFTW
|
300.000.000.000
|
25 Aprl 2006
|
BBB-/A
|
13,500%
|
Bahtera Adimina
Samudra I Tahun 2000
|
BASS01XXBFTW
|
75.000.000.000
|
05 Juni 2010
|
B-
|
15,000%
|
Keterangan:
PT Astra Graphia I menerbitkan obligasi pada
tahun 2003 dengan kode obligasi ASG01XXBFTW sebesar Rp 150 milyar. Obligasi ini
jatuh tempo pada tanggal 27 Oktober 2008. Suku bunga yang dibayarkan oleh
obligasi ini adalah bunga tetap sebesar 13,375% setahun.
3. KODE OBLIGASI
Obligasi yang tercatat
dipasar modal diberi kode. Kode obligasi ini dimaksudkan untuk membedakan satu
obligasi dengan obligasi yang lain, untuk kepentingan pencarian dan organisasi
data di computer dan untuk menunjukkan karakteristik dari obligasinya.
Misalnya untuk pasar
modal Bursa Efek Surabaya (BES), obligasi-obligasi diberi kode sepanjang 12
karakter. Kode ini dimulai untuk obligasi-obligasi yang tercatat setelah
tanggal 3 April 2000. Kode obligasi ini adalah sebagai berikut ini:
A
|
A
|
A
|
A
|
B
|
B
|
B
|
C
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
Keterangan :
AAAA :
Singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi
BBB
: Kode untuk nomor obligasi
CC
:Suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi-opsi turunan.
D :Tipe
dari obligasi, yaitu B (Bonds), C (Convertible Bonds), W (Bonds
with warrants), T (Medium term
notes), dan Y (Money Market).
E
: Tipe dari suku bunga, yaitu F (Fixed Rate), Z (Zero rate/Discount)
dan V (variable dapat berupa floating rate, revenue sharing, dan
lainnya)
FG
: Kode dari scriptless.
Contoh :
PT Atsra Sedaya Finance Tbk. (singkatan nama
perusahaan ini adalah ASDF) pada tahun 2004 mengeluarkan obligasi-obligasi seri
yang kelima (nomor obligasi ini adalah 05). Obligasi ini terdiri dari 3 seri,
yaitu seri A, B, dan C. Obligasi-obligasi ini diberi kode ASDF05A, ASDF05B dan
ASDF05C.
Contoh 2 :
Bank BP I (singkatan nama perusahaan ini adalah
BABP) pada tahun 2003 menerbitkan obligasi pertama di BES (nomor obligasi ini
adalah 01). Tipe dari sekuritas adalah bond (diberi kode B), tipe dari
suku bunga adalah bunga tetap (diberi kode F) dan kode dari scriptless adalah
TW. Kode dari obligasi ini di BES adalah BABP01XXBFTW.
4. OBLIGASI SERI DAN TERMIN
Obligasi
(bond) dapat berupa serial bond (obligasi seri) dan term bond (obligasi termin) atau
kombinasi keduanya. Serial bond (obligasi
seri) adalah suatu kelompok obligasi yang obligasi-obligasinya akan jatuh tempo
berurutan, yaitu satu atau lebih obligasi akan jatuh tempo periode berikutnya
setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo (misalnya setiap satu
tahun, setiap dua tahun dan seterusnya). Term
bond (obligasi termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo bersamaan
waktunya. misalnya adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank BP I pada tahun
2003 dengan kode BABP01XXBFTW. Obligasi ini akan jatuh yempo bersamaan pada
tanggal 25 April 2006.
5.
MACAM-MACAM OBLIGASI
Macam-macam Obligasi
ditinjau dari penerbitannya:
Obligasi
Pemerintah
Pemerintah juga
membutuhkan dana untuk pembangunan Negara. Salah satunya adalah dengan meminjam
jangka panjang kepada masyarakat. Surat utang pemerintah ini disebut dengan SUN
(Surat Utang Negara) atau umumnya dikenal dengan nama obligasi pemerintah (government
bund). Obligasi pemerintah mempunyai sifat yang sama dengan obligasi
perusahaan, hanya bedanya penerbitnya adalah pemerintah bukannya perusahaan
swasta, sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman dibandingkan dengan
obligasi perusahaan.
Municipal Bond
Municipal bond adalah obligasi yang
dikeluarkan oleh pemerintah daerah, seperti misalnya pemerintah provinsi, kota,
dan kabupaten. Pemerintah daerah biasanya mengeluarkan obligasi ini untuk
pembiayaan modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah sakit
umum, universitas, dan lainnya. Pendapatan dari pembiayaan modal ini akan
digunakan untuk membayar kembali utang obligasinya. Bukan berarti pihak
penerbit obligasi ini adalah pemerintah daerah, maka obligasi ini tidak
mengandung resiko sama sekali.
Obligasi Perusahaan
Obligasi perusahaan (corporate bond)
adalah surat utang jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta
dengan nilai utang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan
pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah ditentukan dikontrak utangnya.
6. PASAR OBLIGASI
Obligasi diperdagangkan di pasar
modal, khususnya di pasar obligasi. Di Indonesia, obligasi diperdagangkan di
Bursa Efek Surabaya (BES). Berikut adalah data obligasi di pasar obligasi BES
selama tahun 2003, 2004 dan 2005.
Tabel 1.2 Data Pasar Obligasi di
Bursa Efek Surabaya
31
Agus 2005
|
2004
|
2003
|
||||
Rp
|
USD
|
Rp
|
USD
|
Rp
|
USD
|
|
Jumlah
tercatat (termasuk obligasi baru)
|
||||||
Obligasi
perusahaan
|
264
|
2
|
243
|
2
|
180
|
2
|
Obligasi
pemerintah
|
50
|
0
|
48
|
0
|
52
|
0
|
Tambahan
obligasi baru
|
||||||
Obligasi
perusahaan
|
47
|
0
|
81
|
0
|
80
|
2
|
Obligasi
pemerintah
|
6
|
0
|
3
|
0
|
3
|
0
|
Jumlah
perusahaan penerbit obligasi
|
106
|
2
|
107
|
2
|
92
|
2
|
Perdagangan
(Rp dalam Miliar, USD dalam Rp)
|
||||||
Obligasi
perusahaan
|
18,010
|
4
|
15,776
|
1
|
13,511
|
6
|
Obligasi
pemerintah
|
464,432
|
0
|
512,989
|
0
|
314,059
|
0
|
Rerata
harian:
|
||||||
Obligasi
perusahaan
|
97
|
0
|
65
|
0
|
56
|
0
|
Obligasi
pemerintah
|
2,510
|
0
|
2,129
|
0
|
1,292
|
0
|
Kapitalisasi
pasar (Rp dalam Miliar, USD dalam juta)
|
||||||
Obligasi
perusahaan
|
59,523
|
105
|
58,791
|
105
|
45,390
|
105
|
Obligasi
pemerintah
|
406,398
|
0
|
399,304
|
0
|
390,482
|
0
|
7. NILAI OBLIGASI
Nilai obligasi
dapat berupa nilai muturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
Nilai Maturiti Obligasi
Nilai
maturity (maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo
adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo. Nilai
maturity ini juga mewakili nilai nominal atau nilai par (par value) atau
nilai tampang (face value) dari obligasi. Nilai jatuh tempo biasanya
sudah tertentu perusahaan lembarnya, misalnya US $1.000 atau misalnya Rp1 juta.
Nilai Pasar Obligasi
Nilai
pasar obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar
dipasar modal pada saat tertentu. Misalnya adalah kutipan nilai-nilai pasar
beberapa obligasi yang tercatat di New York Stock Exchange di surat
kabar The Wall Street Journal.
Tabel Kutipan
Nilai-nilai Pasar Obligasi
Obligasi
|
Hasil Sekarang
|
Volume
|
Nilai Tutup
|
Perubahan Bersih
|
ATT 8.80s05
|
9.5
|
260
|
92
|
-1/2
|
ATT 85/8S07
|
9.6
|
284
|
901/4
|
-3/4
|
ATT 85/826
|
9.8
|
207
|
875/8
|
-7/8
|
Amoco 9.2s04
|
9.4
|
11
|
971/2
|
-1/2
|
Penjelasan
dari table di atas adalah sebagai berikut:
·
Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang
tampak di table diatas. Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan American
Telephone & Telegraph (AT&T) dengan membayarkan kupon sebesar 8,80%
setahunnya dan dibayar setengah tahunan (diberi kode “s” yang berarti semiannually)
dan jatuh tempo pada tahun 2005.
·
Hasil sekarang (current yield) dari
obligasi ini adalah sebesar 9,5%. Hasil sekarang (current yield) adalah
nilai kupon sekarang dibagi dengan harga pasarnya, yaitu sebesar $88.00/$927.50
atau sebesar 9.5%.
·
Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang
terjadi adalah sebanyak 260 volume obligasi.
·
Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu,
nilai pasarnya adalah sebesar $927.50.
·
Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00
atau -1/2 poin dari nilai penutupan hari sebelumnya.
Nilai Intrinsik
Nilai
intrinsik (intrinsic value) atau
nilai fundamental (fundamental
value) atau nilai sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan
nilai sebenarnya dari suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak mungkin dihitung dengan
tepat, hanya dapat diperkirakan. Menurut Jogiyanto (2014, 190) nilai intrinsik
suatu obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus sebagai
berikut ini.
Notasi :
NO* = nilai intrinsik dari obligasi.
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
Kt = nilai kupon ke-tdari t=1sampai dengan n, yaitu
tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan ilai par obligasi.
NTJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Untuk nilai kupon yang konstan,
yaitu K1 = K2 = … =Kn =K, maka rumus diatas dapat dituliskan sebagai berikut :
NO*
Notasi :
NO* = nilai intrinsik dari obligasi.
t = periode
waktu ke-tdari t=1sampai dengan n.
i = suku
bunga diskonto (discount rate) yang
digunakan.
K = nilai kupon tetap yaitu tingkat suku bunga
kupon dilakikan dengan nilai par obligasi.
NTJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Obligasi
dapat berupa coupon bond(obligasi kupon) dan pure-discount bond(obligasi
dengan diskon-murni). Coupon bond (obligasi
kupon) adalah obligasi yang membayar kupon. Kupon adalah bunga yang dibayarkan
oleh obligasi untuk setiap periode tertentu, umumnya tiap setengah tahun atau
tahunan.
Pure-discount
bond(obligasi
dengan diskon-murni) merupakan obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga
obligasi dijual dengan harga diskon. Jika obligasi tidak membayar kupon, maka
nilai intrinsik dari obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan
rumus :
NO*=
Notasi :
NO* = nilai intrinsik dari obligasi.
i = suku
bunga diskonto (discount rate) yang
digunakan.
NTJTn = nilai jatuh tempo obligasi. (Jogiyanto, 2014:191)
8.
LIKUIDITAS
OBLIGASI
Likuditas
(liquidity) atau disebut juga dengan marketability dari suatu obligasi
menunjukkan seberapa cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus
mengorbankan harga obligasinya. Salah satu pengukuran dari likuiditas obligasi
adalah rentang permintaan-penawaran (bid-ask
spread) yang menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi
investor mau menjual dan penawaran terendah dealer
mau membeli. Obligasi yang aktif diperdagangkan akan cenderung mempunyai bid-ask spread yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang tidak aktif diperdagangkan.
Tabel
6.5 Sebagian
transaksi obligasi di BES
Kode
obligasi
|
Coupon
(%)
|
Tanggal
Maturiti
|
1
Minggu
|
4
Minggu
|
||||
Tinggi
|
Rendah
|
Volume
(Milyar Rp)
|
Tinggi
|
Rendah
|
Volume
(Milyar Rp)
|
|||
ASGR01XXBFTW
|
13,375
|
27/10/2008
|
|
|
|
89,65
|
88
|
11,0
|
BABP01XXBFTW
|
13,500
|
25/04/2006
|
|
|
|
9765
|
97,65
|
30
|
BBNI01XXBFTW
|
13,125
|
10/07/2011
|
|
|
|
84
|
81,85
|
60
|
BBTN09XXBFTW
|
12,500
|
02/10/2008
|
|
|
|
89,1
|
87,5
|
510
|
BBTN10A
|
12,200
|
25/05/2009
|
|
|
|
84,25
|
84,25
|
500
|
BBTN10B
|
12,600
|
25/05/2014
|
84
|
84
|
1,5
|
84
|
79,6
|
75
|
BBTN11
|
12,000
|
06/07/2010
|
|
|
|
86
|
79,6
|
210
|
BDKI04
|
12,500
|
17/06/2010
|
|
|
|
85,5
|
83
|
400
|
BEX102A
|
9,500
|
22/06/2006
|
95
|
95
|
5,0
|
95
|
95
|
50
|
BJBR04A
|
11,750
|
05/10/2007
|
|
|
|
92,6
|
92,35
|
20
|
TLKM01XXBFTW
|
17,000
|
16/07/2007
|
104,3
|
102,5
|
11,0
|
10,43
|
102,5
|
24,5
|
ULTJ02AXBFTW
|
18,750
|
14/03/2006
|
|
|
|
100
|
98,75
|
1,0
|
WOMF02B
|
13,250
|
07/0/62008
|
|
|
|
97,5
|
9,75
|
1,0
|
Dari
tabel di atas, beberapa obligasi tidak diperdagangkan selama satu minggu
terakhir, tetapi semua obligasi diperdagangkan selama 4 minggu terakhir.
Misalnya obligasi dengan kode TLKM01XXBFTW yang diterbitkan oleh perusahaan
Telkom dengan bunga tetap sebesar 17% setahun dengan tanggal jatuh tempo 16
juli 2007 selama satu minggu terakhir diperdagangkan sebesar Rp11 miliar.
Bursa
efek Surabaya adalah pasar modal dengan bentuk OTC (Over The Counter) dengan system perdagangan menggunakan dealer. Untuk obliggasi yang akan dijual
oleh investor, bid-ask spread
menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual
dan penawaran terendah dealer mau membeli. Untuk obligasi yang akan dibeli oleh
investor, bid-ask spread menunjukkan
perbedaan antara nilai permintaan tertinggi dealer mau menjual dan penawaran
terendah investor mau membeli. Tabel di atas tidak dibedakan antara transaksi
jual atau beli dari obligasi, sehingga bid-ask
spread satu minggu untuk obligasi ini adalah sebesar (104,3 – 102,5)/102,5
= 0,0176
9. HASIL OBLIGASI
Beberapa
pengukuran digunakan untuk mengukur yield
dari suatu obligasi. Beberapa di antaranya adalah current yield, yield to
maturity, dan yield to call.
Hasil
Sekarang
Hasil
sekarang (Current yield) diukur
dengan nilai kupon setahun dibagi dengan nilaai pasar obligasi saat ini.
Hasil
Sampai Maturiti
Hasil
sampai maturity (yield to maturity)
adalah tingkat return dari obligasi yang dibeli dengan harga pasar sekarang dan
disimpan sampai jatuh tempo. yield to
maturity (YTM) dapat diperoleh dengan mencari tingkat diskonto yang
menyebabkan nilai sekarang dari semua aliran kas sama dengan nilai pasar
sekarang dari obligasi. Untuk obligasi yang membayar kupon, YTM dapat
dinyatakan dalam rumus :
Notasi :
YTM = yield to maturity
NO = nilai
pasar sekarang dari obligasi
Kt = nilai kupon ke-t dengan t=1 sampai
dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan nilai par obligasi
NJTn = nilai
jatuh tempo obligasi
Nilai dari YTM dapat dihitung cara trial-and-error dengan menyamakan nilai
pasar sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai sekarang aliran-aliran kas.
Dengan demikian nilai dari YTM adalah nilai dari internal rate of return (IRR).
Contoh
6.5 :
Seorang investor membeli obligasi lima tahun pada
tahun 2001 yang lalu dengan nilai pasar 990 poin (sebesar Rp990.000,- per
lembar). Obligasi ini membayar bunga variabel (floating rate) yaitu sebesar 4% (yaitu sebesar Rp40.000,-) pada
tahun 2002, 4,5% (sebesar Rp45.000,-) pada tahun 2003, 5% (sebesar Rp50.000,-)
pada tahun 2004 dan 5,5% (sebesar Rp55.000,-) pada tahun 2005. Obligasi ini jatuh
tempo pada tahun 2005. Nilai dari YTM adalah sebesar :
Dengan trial-end-error
diperoleh YTM sebesar 5%.
Untuk nilai yang konstan, yaitu K1 = K2
= …. = Kn = K, maka rumus di atas dapat dittuliskan sebagai berikut:
Notasi :
YTM = Yield to maturity
t =
periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n
NO = nilai
pasar dari obligasi
K =
nilai kupon yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan nilai par
NJTn = nilai
jatuh tempo obligasi
Hasil
sampai ditarik
Hasil
sampai ditarik (yield to call) adalah
return dari obligasi dari sekarang sampai dengan tanggal obligasi ditarik
kembali. yield to call mirip dengan yield to maturity dengan perbedaan waktu
dari obligasi. Kalau YTM waktu obligasi adalah dari sekarang sampai jatuh
tempo, sedang yield to call waktu
obligasi adalah dari sekarang sampai kemungkinan ditarik.
10. HAK TARIK
Penerbit
obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai pilihan untuk membayar obligasinya
pada nilai par sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo. Hak obligasi semacam ini
disebut dengan hak tarik atau provisi tarik (call
provision). Beberapa keuntungan akan didapatkan oleh penerbit obligasi
dengan adanya hak ini.
1. Utang
perusahaan dapat dikurangi sewaktu-waktu jika aliran kas perusahaan tersisa
2. Obligasi
dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti dengan obligasi lainnya
yang memberikan kupon lebih rendah jika bunga menurun
3. Menyediakan
sinyal baik bagi perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan menguntungkan
sehingga tersedia banyak aliran kas tersedia dan perusahaan beranggapan bahwa
obligasi adalah murah untuk ditarik kembali
4. Menyediakan
opsi tarik (call option) kepada
perusahaan dengan gratis
Kebalikannya untuk investor,
obligasi yang mempunyai call provision
merugikan investor, sehingga harga obligasi ini akan lebih rendah dibandingkan
dengan obligasi sejenis yang tidak mempunyai hak tarik. Obligasi dengan call provision ini sebenarnya
menyediakan suatu opsi kepada perusahaan untuk dapat membeli kembali
obligasinya sewaktu-waktu. Opsi ini sama dengan opsi tarik (call option). Dengan demikian harga dari obligasi dengan call provision adalah nilai obligasi
yang tanpa call provision dikurangi
dengan nilai call option
11. RENTANG HASIL
Rentang
hasil (yield spread) adalah perbedaan
antara yield to maturity (YTM) yang
dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturity yang
sama. Premium gagal (default premium)
adalah perbedaan hasil dari YTM dijanjikan dengan YTM diharapkan. YTM yang
diharapkan adalah YTM biasa yang dihitung di bab 6.7 sebelumnya. Premium risiko
(risk premium) adalah perbedaan
antara YTM diharapkan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai
kupon dan waktu maturity yang sama.
Gambar
6.1
Rentang hasil
YTM diinginkan (Y) dapat dihitung dengan suatu rumus
sebagai berikut :
Notasi :
Y = YTM
dijanjikan
Y’ = YTM
diharapkan
Pd =
Probabilitas obligasi akan gagal
= nilai obligasi yang tidak terbayar relative terhadap
harga pasar sekarang
Contoh
6.8
Suatu obligasi mepunyai profitabilitas kegagalan
sebesar 10%. Jika terjadi kegagalan, investor hanya akan menerima 70% dari
nilai pasarnya, sehingga nilai obligasi yang tidak terbayar () 100% - 70% = 30% atau
0,3. YTM diharapkan (Y’) adalah sebesar 12%. YTM dijanjikan oleh obligasi dapat
dihitung sebesar :
Premium gagal untukobligasi ini adalah sebesar 16,67% - 12% = 4,67% yang
berarti bahwa obligasi yang mempunyai kemungkinan gagal sebesar 12% dengan
kemungkinan terbayar hanya 70% ini, maka investor akan meminta tambahan (premium)
karena kemungkinan kegagalan ini sebesar 4,67%. Jika YTM untuk obligasi bebas
gagal dengan kupon dan jangka waktu maturity yang sama sebesar 10%, maka
premium risiko (risk premium) adalah
sebesar 12% - 10% = 2% yang berarti bahwa obligasi ini bukan obligasi bebas
risiko sehingga investor meminta tambahan (premium) karena tambahan risiko ini
sebesar 2%.
12. RISIKO OBLIGASI
Walaupun
obligasi lebih rendah risikonya dibandingkan dengan saham, tetapi obligasi
tetap aktiva berisiko.risiko dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak
terbayar (default). Peringkat
obligasi (bond rating) dapat
digunakan sebagai proksi dari risiko obligasi. Di tabel 6.1 terlihat bahwa
obligasi Astra Graphia I yang diterbitkan pada tahun 2003 mempunyai rating A-.
Tabel
6.1
Peringkat Obligasi menurut S&P
Peringkat
|
Keterangan
|
AAA
|
Mempunyai
kemampuan sangat kuat untuk membayar bunga-bunga dan membayar kembali
principal
|
AA
|
Mempunyai
kemampuan kuat untuk membayar bunga-bunnga dan membayar kembali principal
|
A
|
Mempunyai
kemampuan kuat untuk membayar bunga-bunnga dan membayar kembali principal
tetapi lebih rentan terhadap kondisi-kondisi yang berubah terbalik
dibandingkan dengan kasus dari AAA
|
BBB
|
Mempunyai
kemampuan cukup kuat untuk membayar bunga-bunga dan membayar kembali
principal. Bahkan lebih rentan terhadap kondisi-kondisi yang berubah terbalik
dibandingkan dengan obligasi-obligasi peringkat A
|
BB,B,
CCC,CC,C
|
Dianggap
spekulatif terhadap kemampuan untuk membayar bunga-bunga dan membayar kembali
principal. BB menunjukkan tingkat terendah dari spekulasi dan C menunjukkan
tingkat tertinggi dari spekulasi
|
D
|
Gagal
(default). Pembayaran bunga-bunga
dan pembayaran kembali principal tertunggak
|
+
atau -
|
Dapat
digunakan untuk menunjukkan posisi relative di dalamsuatu kategori
|
Peringkat
obligasi (bond rating) adalah
symbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen peringkat untuk menunjukkan
risiko dari obligasi. Dua buah agen peringkat obligasi terkenal di dunia adalah
Standard & Poor’s (S&P) Corporation dan Moody’s Investor Service Inc.
Di Indonesia obligasi diperingkat oleh PT PEFINDO yang didirikan tanggal 21
Desember 1993 dan PT KASNIC Credit
Rating.
13. TEOROMA
PENILAIAN OBLIGASI
Teoroma
penilaian obligasi akan menjelaskan bagaimana hubungan antara harga obligasi
akibat perubahan-perubahan suku bunga, maturity, dan nilai kupon. Untuk
ilustrasi akan digunakan suatu obligasi dengan tingkat kupon sebesar 14%
setahun dengan nilai par-nya sebesar Rp1 juta dibayar pada saat jatuh tempo.
Harga obligasi akan berubah dengan berubahnya suku bunga dan lamanya maturity.
Hasil pasar atau market yield
menunjukkan hubungan antara perubahan suku bunga terhadap harga obligasi. Tabel
6.7 berikut ini menunjukkan harga obligasi dengan perubahan-perubahan suku
bunga menurun dari 14% menjadi 10%, menaik dari 14% menjadi 18% dengan
perubahan beberapa waktu maturity dari 15 tahun sampai 0 tahun maturity.
Tabel
6.7 Harga
obligasi dengan kupon 14% setahun dengan waktu jatuh tempo dan suku bunga
bervariasi
Waktu
sampai jatuh tempo
|
Suku
bunga diskonto
|
||||
10%
|
12%
|
14%
|
16%
|
18%
|
|
15
|
1.304.243,18
|
1.136.217,29
|
1.000.000,00
|
888.490,88
|
796.336,90
|
14
|
1.294.667,50
|
1.132.563,36
|
1.000.000,00
|
890.649,42
|
799.677,54
|
13
|
1.284.134,25
|
1.1128.470,97
|
1.000.000,00
|
893.153,32
|
803.619,50
|
12
|
1.272.547,67
|
1.1238.874,48
|
1.000.000,00
|
896.057,86
|
808.271,01
|
11
|
1.259.802,44
|
1.118.753,98
|
1.000.000,00
|
899.427,11
|
813.759,79
|
10
|
1.245.782,68
|
1.113.004,46
|
1.000.000,00
|
903.335,45
|
820.236,55
|
9
|
1.230.360,95
|
1.106.565,00
|
1.000.000,00
|
907.869,12
|
827..879,13
|
8
|
1.213.397,05
|
1.099.352,80
|
1.000.000,00
|
913.128,18
|
836.897,37
|
7
|
1.194.736,75
|
1.091.275,13
|
1.000.000,00
|
919.228,69
|
847.538,90
|
6
|
1.174.210,43
|
1.082.228,15
|
1.000.000,00
|
926.305,28
|
860.095,90
|
5
|
1.151.631,47
|
1.072.095,52
|
1.000.000,00
|
934.514,13
|
874.913,16
|
4
|
1.126.794,62
|
1.060.746,99
|
1.000.000,00
|
944.036,39
|
892.397,53
|
3
|
1.099.474,08
|
1.048.036,63
|
1.000.000,00
|
955.082,21
|
913.029,08
|
2
|
1.069.421,49
|
1.033.801,02
|
1.000.000,00
|
967.895,36
|
937.374,32
|
1
|
1.036.363,64
|
1.017.857,14
|
1.000.000,00
|
982.758,62
|
966.101,69
|
0
|
1.000.000,00
|
1.000.000,00
|
1.000.000,00
|
1.000,000,00
|
1.000.000,00
|
Nilai-nilai di Tabel 6.7. ini jika
diplotkan akan didapatkan gambar sebagai berikut ini
Gambar
6.2 Hubungan
waktu jatuh tempo dengan harga obligasi dengan kupon 14% setahun untuk waktu
jatuh tempo yang bervariasi
Dari tabel 6.7. ini terlihat bahwa
jika suku bunga tidak berubah, yaitu sama dengan tingkat kuponnya, yaitu 14%,
maka harga obligasi tidak akan berubah sebesar Rp1 juta untuk semua waktu
maturity dan di gambar 6.2 digambarkan dengan garis lurus.
Jika suku bunga turun dari 14%
menjadi 12% atau 10% maka harga obligasi akan naik untuk semua waktu maturity
dan harga obligasi ini akan mengarah turun ke nilai par-nya seperti tampak di
gambar 6.2 ditunjukkan oleh kurva dengan suku bunga 12% dan 10% yang di atas
kurva 14% dn harga obligasinya menurun menuju ke Rp1 juta dengan mendekatinya
waktu jatuh tempo.
Jika suku bunga naik dari 14%
menjadi 16% atau 18% maka harga obligasinya akan turun semua waktu maturity dan
harga obligasi ini akan mengarah naik ke nilai par-nya seperti tampak di gambar
6.2 ditunjukkan oleh kurva dengan suku bunga 16% dan 18% yang di bawah kurva
14% dan harga obligasinya menaik menuju Rp1 juta dengan mendekatinya waktu
jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, semua obligasi akan bernilai sama, yaitu
nilai par-nya.
Malkiel (1962) memperkenalkan lima
teorema tentang hubungan antara harga-harga obligasi dengan hasil-haislnya (yields). Teorema ini disebut dengan Malkiel’s bond theorems.
Teorema
1 : Harga dari obligasi akan
bergerak berlawanan dengan hasil pasar (market
yield)
Seperti
halnya hubungan suku bunga (arket yield)
dengan harga saham, hubungan suku bunga dengan harga obligasinya dengan bunga
(kupon) tetap adalah berlawanan arah, yaitu semakin meningkatnya (menurunnya)
suku bunga, semakin menurunnya (menaiknya) harga obligasi. Hubungan negative
ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
1. Secara
matematik, dapat dilihat dari rumus valuasi menghitung nilai intrinsic
obligasi. Nilai suku bunga berada sebagai denominator (pembagi) dirumus
tersebut.
a. Jika
suku bunga meningkat, maka nilai pembagi akan semakin besar dana hasil yang
dibagi akan menjadi semakin kecil, akibatnya nilai harga obligasi semakin turun
b. Demikian
juga sebaliknya, yaitu dengan menurunnya suku bunga, maka nilai pembagi akan
semakin kecil dan nilai yang dibagi akan menjadi semakin besar dengan akibat
nilai harga obligasi semakin naik
2. Secara
logika dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
a. Dengan
meningkatnya suku bunga, maka tabungan akan semakin menarik karena memberikan
bunga tabungan yang meningkat. Dari sisi investor yang akan menjual obligasinya
dan akan mengalihkan hasilnya ke tabungan dengan bunga yang lebih tinggi.
Akibatnya penawaran (supply) obligasi
meningkat. Karena penawaran meningkat, dia
akan menawarkan obligasi dengan diskon, sehingga harga obligasi akan
menurun. Dari sisi investor yang akan membeli obligasi, akan lebih menarik
untuk memasukkan dananya ke tabungan dengan suku bunga lebih tinggi. Dia mau
membeli obligasi kalau dijual dengan diskon untuk mengkompensasi kehilangan
kesempatan suku bunga tabungan yang lebih tinggi.
b.
Sebaliknya
dengan menurunnya suku bunga, maka tabungan akan semakin kurang menarik karena
memberikan bunga tabungan yang menurun, akibatnya investor akan menarik
tabungannya dan mengalihkannya ke obligasi dengan bunga yang lebih tinggi.
Akibatnya permintaan (demand)
obligasi meningkat dan karena suku bunga lebih menarik, maka obligasi ini akan
ditawarkan dengan premium, sehingga harga obligasi akan meningkat. Sebaliknya
dari sisi investor penjual obligasi akan mengalami kerugian suku bunga yang
lebih rendah kalau hasil penjualan obligasi dimasukkan ke tabungan. Dia hanya
mau menjual obligasinya dengan premium untuk mengkompensasi kerugian suku
bunganya.
Hubungan negative antara suku bunga
dengan harga obligasi dapat dilihat di
tabel 6.7 sebelumnya. Tabel ini menunjukkan suatu obligasi dengan kupon
tetap sebesar 14% setahun dan harga
obligasinya dengan waktu jatuh tempo dan suku bunga diskonto yang bervariasi.
Jika suku bunga tidak berubah,yaitu masih sama 14%, maka harga obligasinya akan
tetap sama dengan nilai par-nya, yaitu Rp1 juta. Jika suku bunga diskonto
turun, yaitu menjadi 12% atau 10% maka harga obligasi akan naik. Misalnya untuk obligasi dengan
waktu jatuh tempo 15 tahun,harga obligasi akan naik menjadi Rp1.304.243,18
dengan turunya suku bunga dari 14% menjadi 12%. Sebaliknya, untuk obligasi yang
sama, harga obligasi akan turun menjadi RP796.336,90 dengan naiknya suku bunga
dari 14% menjadi 18%.
Teorema
2 : dengan maturity konstan,
penurunan suku bunga akan menaikkan harga obligasi dengan basis persentasi
lebih besar dibandingkan dengan peningkatan suku bunga yang sama besarnya yang
akan menurunkan harga obligasi.
Teorema
ini menunjukkan dengan maturity konstan, persentasi perubahan harga obligasi
akan lebih besar untuk penurunan suku bunga dibandingkan untuk peningkatan suku
bunga yang sama besarnya. Misalnya obligasi di Tabel 6.7 dengan waktu jatuh
tempo 15 tahun, penurunan suku bunga sebesar 4% dari 14% menjadi 10% akan
menaikkan harga obligasi sebesar (Rp1.304.243.18 –
Rp1.000.000,-)/Rp1.000.000,-*100% = 30,424%. Dengan kenaikan suku bunga yang
sama besarnya, yaitu 4% dari 14% ke-18%, maka penurunan harga obligasi adalah
sebesar (Rp796.336,90 – Rp1.000.000,-)/Rp1.000.000,-*100% = -20,366%.
Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan suku
bunga sebesar 4% menghasilkan kenaikan harga obligasi sebesar 30,424% lebih
besar dari penurunan harga obligasi sebesar -20,366^% untuk kenaikan suku bunga
4% yang sama.
Teorema
ini jika digambarkan untuk obligasi dengan waktu jatuh tempo yang konstan yaitu
15 tahun, perubahan harga obligasi untuk perubahan naik dan turunnya suku bunga
dari nilaisuku bunga semula 14% akan tampak digambar 6.3. di gambar ini
terlihat bahwa melengkungnya kurva lebih besar untuk penurunan suku bunga
dibandingkan dengan kenaikan suku bunga.
Gambar
6.3 Hubungan
suku bunga dengan harga obligasi
Teorema
3 : Untuk suatu perubahan suku
bunga yang tertentu, besarnya perubahan harga obligasi akan berhubungan positif
dengan waktu maturity, yaitu semakin lama maturitinya, semakin besar perubahan
harga obligasinya.
Teorema
1 dan 2 menunjukkan keadaan maturity yang konstan. Teorema 3 menunjukkan
bagaimana jika maturity berubah.
Teorema
ini menunjukkan bahwa untuk perubahan suku bunga tertentu, perubahan atau
volatility harga obligasi jangka panjang akan leih tinggi dibandingkan dengan
untuk obligasi jangka lebih pendek. Sebagai contoh obligasi dengan kupon 14% di
Gambar 6.3 di atas. Harga par obligasi ini adalah Rp1 juta. Utnuk obligasi
dengan jangka waktu 10 tahun, penurunan suku bunga 4% dari 14% menjadi 10% akan
menakibatkan harga obligasi menjadi Rp1.245.782,68 sedang untuk obligasi dengan
maturity yang lebih pendek, misalnya 5 tahun, maka penurunan suku bunga dari
14% menjadi 10% mengakibatkan kenaikan harga obligasi lebih kecil menjadi
Rp1.151.631,47. Ini berlaku juga untuk kenaikan suku bunga dari 14% menjadi
18%. Untuk obligasi dengan maturity 10 tahun akan mengakibatkan penurunan harga
obligasi dari Rp1 juta menjadi Rp820.236,55 dan untuk obligasi dengan maturity
5 tahun akan mengakibatkan penurunan harga obligasi lebih kecil menjadi
Rp874.913,16. Ini terlihat bahwa perubahan harga obligasi akan lebih besar
untuk obligasi dengan maturity lebih panjang
Teorema
4 : Perubahan harga yang terjadi
akibat hubungan antara maturity obligasi dan volatilitas harganya akan semakin
besar dengan tingkat menurun (increase at
a diminishing rate) sejalan dengan meningkatnya maturity.
Sebagai conntoh
adalah obligasi dengan jangka waktu 10 tahun, penurunan suku bunga dari 14%
menjadi 10% akan mengakibatkan harga obligasi naik dari Rp1 juta menjadi
Rp1.245.782,68 dengan kenaikan sebesar Rp245.782,68 atau 24,578%. Sedang untuk
obligasi dengan maturity yang lebih penndek, misalnya 5 tahun, maka penurunan
suku bunga dari 14% menjadi 10% mengakibatkan kenaikan harga obligasi lebih
kecil menjadi Rp1.151.631,47 dengan kenaikan sebesar Rp151.631,47 atau 15,163%.
Untuk maturity 10 tahun, walaupun umur obligasi 2 kali dibandingkan dengan maturity
5 tahun, tetapi kenaikan harga obligasi hanya 24,578% tidak mencapai 2 kali
dari 15,163%.
Ini
juga berlaku untuk kenaikan suku bunnga dari 14% menjadi 18%.untuk obligasi
dengan maturity 10 tahun akan mengakibatkan penurunan harga obliggasi dari Rp1
juta menjadi Rp820.236,55 aau -17,976% dan untuk obligasi dengan maturity 5
tahun akan mengakibatkan harga obligasi lebih kecil menjadi Rp874.913,16 atau
-12,509%. Obligasi dengan maturity 2 kali tidak menurunkan harga 2 kali lebih
besar tetapi kurang dari 2 kali. lebih lengkap dari hasil teorema ini dapat
dilihat di Tabel berikut ini.
Tabel
6.8 Perubahan harga obligasi menaik dengan tingkat
menurun searah dengan maturity
Maturiti
|
Penurunan
suku bunga 14% ke 10%
|
Kenaikan
suku bunga 14% ke 18%
|
||||
ΔHarga
|
ΔHarga
(%)
|
ΔHarga
per tahun
|
ΔHarga
|
ΔHarga
(%)
|
ΔHarga
per tahun
|
|
15
|
304.243,18
|
30,424%
|
2,028%
|
-203.663,10
|
-20,266%
|
-1,358%
|
14
|
294.667,50
|
29,424%
|
2,015%
|
-200.322,46
|
-20,032%
|
-1,431%
|
13
|
284.134,25
|
28,413%
|
2,186%
|
-196.380,50
|
-19,638%
|
-1,511%
|
12
|
272.547,67
|
27,255%
|
2,271%
|
-191.728,99
|
-19,173%
|
-1,598%
|
11
|
259.802,44
|
25,980%
|
2,362%
|
-186.240,21
|
-18,624%
|
-1,693%
|
10
|
245.782,68
|
24,578%
|
2,458%
|
-179.763,45
|
-17,976%
|
-1,798%
|
9
|
230.360,95
|
23,036%
|
2,560%
|
-172.120,87
|
-17,212%
|
-1,912%
|
8
|
213.397,05
|
21,340%
|
2,667%
|
-163.102,63
|
-16,310%
|
-2,039%
|
7
|
194.736,75
|
19,474%
|
2,782%
|
-152.461,10
|
-15,246%
|
-2,178%
|
6
|
174.210,43
|
17,421%
|
2,904%
|
-139.904,10
|
-13,990%
|
-2,332%
|
5
|
151.631,47
|
15,163%
|
3,033%
|
-125.086,84
|
-12,509%
|
-2,502%
|
4
|
126.794,62
|
12,679%
|
3,170%
|
-107.602,47
|
-1,0760%
|
-2,690%
|
3
|
99.474,08
|
9,947%
|
3,316%
|
-86.970,92
|
-8,697%
|
-2,899%
|
2
|
69.421,49
|
6,942%
|
3,471%
|
-62.625,68
|
-6,263%
|
-3,131%
|
1
|
36.363,64
|
3,636%
|
3,636%
|
-33.898,31
|
-3,390%
|
-3,390%
|
0
|
0,00
|
0,00%
|
|
-0,00
|
-0,00%
|
|
Teorema
5 : Persentasi perubahan harga
obligasi akibat dari perubahan suku bunga akan lebih kecil jika tingkat kupon
lebih tinggi.
Bandingkanlah
obligasi dengan tingkat kupon 14% setahun di Tabel 6.7 sebelumnya dengan
obligasi dengan tingkat kpon yang lebihh tiggi yaitu 18% setahun di tabel
berikut ini.
Tabel
6.9 Harga
obligasi dengan tingkat bunga 18% setahun dan waktu jatuh tempo dan suku bunga
bervariasi
Waktu
sampai jatuh tempo
|
Suku
bunga diskonto
|
||
16%
|
18%
|
20%
|
|
15
|
1.111.509,12
|
1.000.000,00
|
906.490,55
|
14
|
1.109.350,58
|
1.000.000,00
|
907.788,66
|
13
|
1.106.846,68
|
1.000.000,00
|
909.346,39
|
12
|
1.103.942,14
|
1.000.000,00
|
911.215,67
|
11
|
1.100.572,89
|
1.000.000,00
|
913.458,80
|
10
|
1.096.664,55
|
1.000.000,00
|
916.150,56
|
9
|
1.092.130,88
|
1.000.000,00
|
919.380,67
|
8
|
1.086.871,82
|
1.000.000,00
|
923.256,80
|
7
|
1.080.771,31
|
1.000.000,00
|
927.908,16
|
6
|
1.073.694,72
|
1.000.000,00
|
933.489,80
|
5
|
1.065.485,87
|
1.000.000,00
|
940.187,76
|
4
|
1.055.963,61
|
1.000.000,00
|
948.225,31
|
3
|
1.044.917,79
|
1.000.000,00
|
957.870,37
|
2
|
1.032.104,64
|
1.000.000,00
|
969.444,44
|
1
|
1.017.241,38
|
1.000.000,00
|
983.333,33
|
0
|
1.000.000,00
|
1.000.000,00
|
1.000.000,00
|
Obligasi
dengan tingkat kupon 14% jika terjadi penurunan suku bunga sebesar 2% menjadi
12%, maka harga obligasi ini menjadi Rp1.136.217,29 atau naik sebesar 11,362%
(lihat tabel6.7 sebelumnya). Untuk obligasi dengan tingkat kupon yang lebih
tinggi yaitu 18%, jika terjadi penurunan suku bunga sebesar 2% menjadi 16%,
maka harga obligasi ini menjadi Rp1.111.509,12 atau naik sebesar 11.151%.
perubahan persentasi kenaikan harga akibat penurunan suku bunga yang sama yaitu
2% akan lebih kecil untuk obligasi dengan tingkat kupon yang lebih tinggi.
Kondisi
ini jugga berlaku untuk kenaikan suku bunnga. Kenaikan suku bunga sebesar 2%
untuk obligasi dengan tingkat kupon 14$ menjadi 16%, maka harga obligasi
ini menjadi Rp888.490,88 atau turun
sebesar -11.151% (lihat tabel 6.7 sebelumnya). Untuk obligasi dengan tingkat
kupon yang lebih tinggi yaitu 18%, jika terjadikenaikan suku bunga sebesar 2%
menjadi 20%, maka harga obligasi ini menjadi Rp906.490,55 (lihat tabel 6.9)
atau turun sebesar -9,351%. Perubahan persentasi penurunan harga akibat
kenaikan suku bunga yang sama yaitu 2% akan lebih kecil untuk obligasi dengan
tingkat kupon yang lebih tinggi.
Teorema
kelima tidak berlaku untuk obligasi yang
mempunyai waktu maturity hanya satu tahun saja. Teorema kelima ini juga tidak
berlaku untuk obligasi yang tidak mempunyai jatuh waktu yang disebut dengan
perpetuiti.
Implikasi
terhadap Investor
Jika
diringkaskan, hasil dari teorema-teorema ini adalah sebagai berikut ini.
1. Kaitannya
dengan suku bunga
a. Harga
obligasi erhubungan terbalik dengan suku bunga pasar
b. Penurunan
suku bunga lebih sensitive terhadap harga obligasi dibandingkan dengan kenaikan
suku bunga
2. Kaitannya
dengan maturity
a. Besarnyaa
perubahan harga obligasi berhubungan positif dengan waktu maturity
b. Perubahan
harga obligasi tersebut terjadi dengan tingkat menurun sejalan dengan
meningkatnya maturity
3. Kaitannya
dengan tingkat kupon
Besarnya persentasi perubahan harga
obligasi akibat dari perubbahan suku bunga berhubungan terbalik dengan tingkat
kupon.
Teorema-teorema ini menyediakan
informasi yang berguna bagi investor, sehinga mempunyai implikasi yang cukup
penting terhadap investor. Implikasinya adalah sebagai berikut ini.
1. Jika
suku bunga dapat diprediksi dan diekspetasi, maka investor seharusnya membeli
obligasi (tidak dibandingkan dengan aktiva lain) jika suku bunga diekspetasi
akan turun. Sebaliknya, investor seharusnya menjual obligasinya jika suku bunga
diekspetasi akan naik
2. Untuk
dapat memperoleh hasil maksimum pengaruh turunnya suku bunga terhadap harga
obligasi, maka investor seharusnya membeli obligasi yang mempunyai maturity
yang lama (long-maturity bond) dan
tingkat kupon yang rendah (low-coupon
bond)
3.
Jika investor
harus membeli obligasi padahal suku bunga diekspetasikan akan naik, sebaiknya
investor membeli obligasi yang mempunyai maturity yang pendek (short-maturity bond) dan tingkat kupon
yang tinggi (high-coupon bond)
14. DURASI OBLIGASI
Teorema
nomor lima juga dapat diartikan bahwa untuk obligasi-obligasi yang mempunyai
lama maturiti yang sama tetapi dengan tingkat kupon yang berbeda akan bereaksi
berbeda akibat perubahan dari suku-suku bunga tertentu. Maturiti mengukur umur
hidup dari suatu obligasi, tetapi maturiti belum mengukur hidup ekonomisnya.
Untuk mengukur hidup ekonomis suatu obligasi diperlukan pengukuran yang lain
yaitu durasi.
Obligasi-obligasi
dengan durasi yang sama kemungkinan akan bereaksi dengan cara yang sama akibat
perubahan dari suku-suku bungan dibandingkan dengan obligasi-obligasi yang
mempunyai lam maturiri yang sama tetapi durasinya beda. Ini tidak mengherankan,
karena lama maturiti menunjukan waktu sampai pembayaran aliran kas obligasi
terakhir jatuh tempo tanpa mempertimbangkan pola dan besarnya aliran-aliran kas
keseluruhan. Misalnya dua buah obligasi yang sama maturitinya yaitu 10 tahun,
satu dengan tingkat kupon 12% dan 18 % mempunyai umur hidup ekonomis yang
berbeda. Obligasi kedua mempunyai umur hidup ekonomis yang lebih pendek karena
mempunyai aliran kas yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi yang
pertama. Durasi mempertimbankan kedua hal tersebut.
Durasi
di definisikan sebaai pengukur dari umur hiduo ekonomis dari suatu obligasi
dengan mempertimbangkan semua bentuk dan besarnya aliran kas keseluruhan dari
obligasi sampai jatuh temponya. Durasi dihitung dengan rata-rata tertimbang
maturiti dari aliran kas obligasi dengan basis nilai sekarang. durasi bearti
adalah rata-rata tertimbang, berbasis pada nilai sekarang, dari waktu untuk
menutup nilai-nilai kupon dn prinsipal dari suatu obligasi. Dengan kata lain,
durasi dapat diartikan sebagai discountedpayback
period dari investasi di suatu obligasi, yaitu rata-rata tahun investor
obligasi dapat memperoleh kembali investasinya dari nilai-nilai kupon dan prinsipal
yang diperoleh dari obligasi.
Gambar 6.4 aliran kas obligasi yang menentukan
besarnya durasi.
Dari gambar tersebut terlihat
aliran-aliran kas akan lebih cepat diterima kembali oleh investor untuk
obligasi B dibandingkan dengan yang di obligasi A. jika dihubungkan dengan
durasi, maka dapat dikatakan bahwa obligasi B akan mempunyai durasi yang lebih
pendek dibandingkan dengan durasi obligasi A.
Konsep
dari durasi pertama kali diperkenalkan oleh Macaulay pada tahun 1938. Rumus
untuk menghitung durasi menurut Macaulay adalah sebagai berikut ini.
atau
15.
SENSITIFITAS HARGA OBIGASI DARI PERUBAHAN SUKU BUNGA
Mengestimasi nilai obligasi setiap saat merupakan
hal yang penting. Nilai obligasi setiap saat ini dapat dihitung dengan
mengestimasi perubahan harga obligasi dari harga sebelumnya. Dengan mengetahui
perubahan harga obligasi, maka nilai obligasi sekarang dapat dihitung.
Persentase perubahan harga obligasi dapat dihitung dengan rumus :
Rumus
persentase perubahan harga obligasi ini dipengaruhi secara poditif oleh durasi
obligasinya dan secara negatif oleh perubahan suku bunga. Hubungan negatif
antara perubahnan harga obligasi dengan perubahan suku bunga ditunjukan oleh
tanda negatif (-) di rumus.
Hubungan
antara perubahan harga obligasi dengan perubanhan suku bunga diasumsikan
linear. Akan tetapi, kenyataannya hubungan ini tidaklah sepenuhnya linear,
tetapi sedikit cembung, sehingga hubungan nilai keduanya digunakan tanda
mendekati sama (=) bukan
tanda sama dengan (=).
16.
IMUNISASI
Imunisasi
adalah strategi investasi di obligasi yang menyamakan durasi dari obligasi atau
portofolio obligasi dengan waktu lamanya investasi untuk menghilangkan
risiko perubahan suku bunga. Misalnya
investor akan menginvestasikan dananya selama dua tahun karena di akhir tahun
kedua dia membutuhkan kembali dana tersebut. Untuk maksud ini, imunisasi dapat
dilakuka oleh investor dengan menginvestasikan dananya ke suatu obligasi yang
mempunyai durasi yang sama dengan periode investasinya, yaitu selama dua tahun.
Strategi
imunisasi dapat diilustrasikan sebagai berikut ini. Seorang investor mempunyai
dana menganggur saat ini dan membutuhkan aliran kas masuk sebesar Rp
1.000.000,- nanti pada akhir tahun kedua. Untuk keperluan ini, dia dapat
melakukan beberapa alternatif.
1.
Alternatif
1.
Investor membeli obligasi yang
durasinya tidak sama dengan lama periode investasinya. Misalnya investor
membeli obligasi dengan kupon sebesar 14% setahun dibayar tengah tahunan, suku
bunga sekarang adalah 20% setahun, umur obligasi 5 tahun, durasi 3,61 tahun
sebagai berikut ini.
Jika investor membeli obligasi ini
dan karena obligasi jatuh tempo lima tahun lagi, maka dia harus menjualnya pada
akhir tahun kedua. Suku bunga pada akhir tahun kedua ini dapat naik atau turun.
-
Jika pada akhir
tahun kedua ini suku bunga naik, harga obligasi akan turun dan investor akan
mengalami risiko kerugian penurunan nilai obligasi karena harus menjualnya
dengan harga yang lebih rendah. Risiko ini disebut dengan risiko suku bunga (income rate risk).
-
Sebaliknya jika
pada akhir tahun kedua ini suku bunga turun harga obligasi akan naik dan
investor akan mengalami keuntungan kenaikan nilai obligasi.
2.
Alternatif
2.
Investor membeli obligasi dengan
kupon sebesar 16% setahun dibayar tengah tahunan, suku bunga sekarang adalah
20% setahun, umur obligasi 0,5 tahun (durasi juga 0,5 tahun) sebagai berikut
ini.
Periode kupon (1)
|
Aliran kas (2)
|
PV faktor dari 7% (3)
|
PV dari aliran kas (4)=(2)x (3)
|
t x (PV dari aliran kas) (5) = (1) x (4)
|
0,5
|
80.000
|
0,909091
|
72.727,27
|
36.363,64
|
|
|
|
72.727,27
|
36.363,64
|
Durasi Macaulay dalam ½ tahunan =
36.363,64/72.727,27 = 0,5
|
Jika investor membeli obligasi ini,
maka dia harus menginvestasikannya kembali setiap setengah tahun sampai akhir
tahun kedua. Suku bunga pada akhir tengah tahun ini dapat naik atau turun.
-
Jika suku bunga
turun, harga obligasi akan naik dan investor akan mengalai risiko kerugian
kenaikan nilai obligasi, dengan investasi kembali yang lebih mahal, karena
harus membeli obligasi yang lebih tinggi nilainya atau kerugian karena
menginvestasikan ke obligasi dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Risiko ini
disebut dengan risiko investasi kembali (reinvestment
rate risk).
-
Sebaliknya jika
suku bunga naik, harga obligasi akan turun dan investor akan mengalami
keuntungan penurunan nilai obligasi, dengan investasi kembali yang lebih murah.
|
Durasi
> periode nvestasi
|
Durasi < periode nvestasi
|
Suku
bunga naik (harga obligasi turun)
|
Rugi
menjual obligasi
|
Untung
membeli obligasi (menginvestasikan kembali )
|
Suku
bunga turun (harga obligasi naik)
|
Untung
menjual obligasi
|
Rugi
membeli obligasi (menginvestasikan kembali)
|
Karena suku bunga kedepan tidak
dapat diketahui dengan pasti di muka, pada tingkat suku bunga tertentu, kedua
alternatif investasi tersebut dapat merugikan investor. Jika suku bunga naik,
kerugian akan terjadi di investasi obligasi dengan durasi (3,61 tahun) yang
lebih lama dengan periode investasinya (yaitu 2 tahun). Jika suku bunga turun,
kerugian akan terjadi di investasi obligasi dengan durasi (0,5 tahun) yang
lebih pendek dengan periode investasinya (yaitu 2 tahun).
Untuk
menghilangkan kerugian-kerugian tersebut, maka kerugian ini dapat
diimunisasikan. Imunisasi sebenarnya dimaksudkan untuk menghilangkan efek tidak
menguntungkan dengan efek yang menguntungkan akibat terjadinya perubahan suku
bunga sebagai berikut ini.
-
Jika suku bunga
naik, sehingga harga obligasi turun, efek terhadap harga obligasi merugikan
jika dijual, tetapi efek terhadap
investasi kembali menguntungkan
-
Jika suku bunga
turun, sehingga harga obligasi naik, efek terhadap investasi kembali merugikan
karena harus membeli kembali obligasi, tetapi efek terhadap harga obligasi
menguntungkan jika dijual.
Imunisasi sebenarnya dapat
dilakukan dengan menginvestasikan ke suatu obligasi yang mempunyai durasi sama
dengan lama periode investasinya. Misalnya investor memerlukan aliran kas
setelah dua tahun, sehingga periode investasinya adalah dua tahun. Imunisasi
dapat dilakukan dengan menginvestasikan ke obligasi dengan waktu durasi dua
tahun.
Permasalahannya
adalah tidak mudah mencari suatu obligasi yang lama durasinya dapat persis sama
dengan lama periode investasinya. Oleh karena itu, imunisasi biasanya dilakukan
dengan membentuk suatu portofolio obligasi yang durasinya sama dengan periode
investasi. Durasi portofolio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :