Jumat, 16 Desember 2016

OBLIGASI



OBLIGASI

1.      PENDAHULUAN
Obligasi tidak memberikan kepimilkan tetapi lebih sebagai surat utang. Obligasi umumnya mendapatkan bunga yang tetap yang disebut dengan kupon. Karena mendapat bunga yang besarnya tetap maka obligasi juga termasuk dalam investasi dengan pendapatan tetap.
2.      DEFINISI OBLIGASI
Obligasi didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetep jika ada. Maka obligasi adalah suatu utang atau kewajiban jangka panjang (bond). Nilai utang dari obligasi akan dibayarkan pada saat jatuh temponya dan nilai utang dari obligasi in dinyatakan dalam surat utangnya.
Obligasi juga dikenal dengan sekuritas pendapatan tetap, walaupun kebanyakan obligasi memberikan bunga tetap, ada juga obligasi yang tidak membayar bunga.
Tabel 1 Sebagian Obligasi Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Surabaya
Nama Penerbit Obligasi
Kode di BES
Nilai Total
Tanggal Maturiti
Rating
Suku Bunga
Astra Graphia I Tahun 2003
ASGR01XXBFTW
150.000.000.000
27 Okt. 2008
A-
13,375%
Bank BP I Tahun 2003
BABP01XXBFTW
300.000.000.000
25 Aprl 2006
BBB-/A
13,500%
Bahtera Adimina Samudra I Tahun 2000
BASS01XXBFTW
75.000.000.000
05 Juni 2010
B-
15,000%
Keterangan:
PT Astra Graphia I menerbitkan obligasi pada tahun 2003 dengan kode obligasi ASG01XXBFTW sebesar Rp 150 milyar. Obligasi ini jatuh tempo pada tanggal 27 Oktober 2008. Suku bunga yang dibayarkan oleh obligasi ini adalah bunga tetap sebesar 13,375% setahun.
3.      KODE OBLIGASI
Obligasi yang tercatat dipasar modal diberi kode. Kode obligasi ini dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang lain, untuk kepentingan pencarian dan organisasi data di computer dan untuk menunjukkan karakteristik dari obligasinya.
Misalnya untuk pasar modal Bursa Efek Surabaya (BES), obligasi-obligasi diberi kode sepanjang 12 karakter. Kode ini dimulai untuk obligasi-obligasi yang tercatat setelah tanggal 3 April 2000. Kode obligasi ini adalah sebagai berikut ini:

A
A
A
A
B
B
B
C
C
D
E
F
G

Keterangan :
AAAA                        : Singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi
BBB                : Kode untuk nomor obligasi
CC                   :Suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi-opsi turunan.
D                       :Tipe dari obligasi, yaitu B (Bonds), C (Convertible Bonds), W (Bonds with       warrants), T (Medium term notes), dan Y (Money Market).
E                     : Tipe dari suku bunga, yaitu F (Fixed Rate), Z (Zero rate/Discount) dan V (variable dapat berupa floating rate, revenue sharing, dan lainnya)
FG                   : Kode dari scriptless.

Contoh :
PT Atsra Sedaya Finance Tbk. (singkatan nama perusahaan ini adalah ASDF) pada tahun 2004 mengeluarkan obligasi-obligasi seri yang kelima (nomor obligasi ini adalah 05). Obligasi ini terdiri dari 3 seri, yaitu seri A, B, dan C. Obligasi-obligasi ini diberi kode ASDF05A, ASDF05B dan ASDF05C.
Contoh 2 :
Bank BP I (singkatan nama perusahaan ini adalah BABP) pada tahun 2003 menerbitkan obligasi pertama di BES (nomor obligasi ini adalah 01). Tipe dari sekuritas adalah bond (diberi kode B), tipe dari suku bunga adalah bunga tetap (diberi kode F) dan kode dari scriptless adalah TW. Kode dari obligasi ini di BES adalah BABP01XXBFTW.
4.      OBLIGASI SERI DAN TERMIN
Obligasi (bond) dapat berupa serial bond (obligasi seri) dan term bond (obligasi termin) atau kombinasi keduanya. Serial bond (obligasi seri) adalah suatu kelompok obligasi yang obligasi-obligasinya akan jatuh tempo berurutan, yaitu satu atau lebih obligasi akan jatuh tempo periode berikutnya setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo (misalnya setiap satu tahun, setiap dua tahun dan seterusnya). Term bond (obligasi termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo bersamaan waktunya. misalnya adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank BP I pada tahun 2003 dengan kode BABP01XXBFTW. Obligasi ini akan jatuh yempo bersamaan pada tanggal 25 April 2006.

5.      MACAM-MACAM OBLIGASI
Macam-macam Obligasi ditinjau dari penerbitannya:
Obligasi Pemerintah 
Pemerintah juga membutuhkan dana untuk pembangunan Negara. Salah satunya adalah dengan meminjam jangka panjang kepada masyarakat. Surat utang pemerintah ini disebut dengan SUN (Surat Utang Negara) atau umumnya dikenal dengan nama obligasi pemerintah (government bund). Obligasi pemerintah mempunyai sifat yang sama dengan obligasi perusahaan, hanya bedanya penerbitnya adalah pemerintah bukannya perusahaan swasta, sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman dibandingkan dengan obligasi perusahaan.
Municipal Bond
Municipal bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, seperti misalnya pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten. Pemerintah daerah biasanya mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah sakit umum, universitas, dan lainnya. Pendapatan dari pembiayaan modal ini akan digunakan untuk membayar kembali utang obligasinya. Bukan berarti pihak penerbit obligasi ini adalah pemerintah daerah, maka obligasi ini tidak mengandung resiko sama sekali.
Obligasi Perusahaan
Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah ditentukan dikontrak utangnya.

6.      PASAR OBLIGASI
Obligasi diperdagangkan di pasar modal, khususnya di pasar obligasi. Di Indonesia, obligasi diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya (BES). Berikut adalah data obligasi di pasar obligasi BES selama tahun 2003, 2004 dan 2005.
Tabel 1.2 Data Pasar Obligasi di Bursa Efek Surabaya

31 Agus 2005
2004
2003
Rp
USD
Rp
USD
Rp
USD
Jumlah tercatat (termasuk obligasi baru)
Obligasi perusahaan
264
2
243
2
180
2
Obligasi pemerintah
50
0
48
0
52
0
Tambahan obligasi baru
Obligasi perusahaan
47
0
81
0
80
2
Obligasi pemerintah
6
0
3
0
3
0
Jumlah perusahaan penerbit obligasi
106
2
107
2
92
2
Perdagangan (Rp dalam Miliar, USD dalam Rp)
Obligasi perusahaan
18,010
4
15,776
1
13,511
6
Obligasi pemerintah
464,432
0
512,989
0
314,059
0
Rerata harian:
Obligasi perusahaan
97
0
65
0
56
0
Obligasi pemerintah
2,510
0
2,129
0
1,292
0
Kapitalisasi pasar (Rp dalam Miliar, USD dalam juta)
Obligasi perusahaan
59,523
105
58,791
105
45,390
105
Obligasi pemerintah
406,398
0
399,304
0
390,482
0

7.      NILAI OBLIGASI
Nilai obligasi dapat berupa nilai muturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
      Nilai Maturiti Obligasi
Nilai maturity (maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo. Nilai maturity ini juga mewakili nilai nominal atau nilai par (par value) atau nilai tampang (face value) dari obligasi. Nilai jatuh tempo biasanya sudah tertentu perusahaan lembarnya, misalnya US $1.000 atau misalnya Rp1 juta.
Nilai Pasar Obligasi
Nilai pasar obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar dipasar modal pada saat tertentu. Misalnya adalah kutipan nilai-nilai pasar beberapa obligasi yang tercatat di New York Stock Exchange di surat kabar The Wall Street Journal.
Tabel  Kutipan Nilai-nilai Pasar Obligasi
Obligasi
Hasil Sekarang
Volume
Nilai Tutup
Perubahan Bersih
ATT 8.80s05
9.5
260
92
-1/2
ATT 85/8S07
9.6
284
901/4
-3/4
ATT 85/826
9.8
207
875/8
-7/8
Amoco 9.2s04
9.4
11
971/2
-1/2

Penjelasan dari table di atas adalah sebagai berikut:
·         Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tampak di table diatas. Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan American Telephone & Telegraph (AT&T) dengan membayarkan kupon sebesar 8,80% setahunnya dan dibayar setengah tahunan (diberi kode “s” yang berarti semiannually) dan jatuh tempo pada tahun 2005.
·         Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%. Hasil sekarang (current yield) adalah nilai kupon sekarang dibagi dengan harga pasarnya, yaitu sebesar $88.00/$927.50 atau sebesar 9.5%.
·         Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak 260 volume obligasi.
·         Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah sebesar $927.50.
·         Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau -1/2 poin dari nilai penutupan hari sebelumnya.
Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value) atau nilai sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan nilai sebenarnya dari suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak mungkin dihitung dengan tepat, hanya dapat diperkirakan. Menurut Jogiyanto (2014, 190) nilai intrinsik suatu obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus sebagai berikut ini.

Notasi :
NO*                      =  nilai intrinsik dari obligasi.
i                             =  suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
Kt                          =  nilai kupon ke-tdari t=1sampai dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan ilai par obligasi.
NTJTn                   = nilai jatuh tempo obligasi.

Untuk nilai kupon yang konstan, yaitu K1 = K2 = … =Kn =K, maka rumus diatas dapat dituliskan sebagai berikut :


 NO*
Notasi :
                       NO*                      =  nilai intrinsik dari obligasi.
                       t                             =  periode waktu ke-tdari t=1sampai dengan n.
                       i                             =  suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
K                           =  nilai kupon tetap yaitu tingkat suku bunga kupon dilakikan dengan nilai par obligasi.
                       NTJTn                   =  nilai jatuh tempo obligasi.

Obligasi dapat berupa coupon bond(obligasi kupon) dan pure-discount bond(obligasi dengan diskon-murni). Coupon bond (obligasi kupon) adalah obligasi yang membayar kupon. Kupon adalah bunga yang dibayarkan oleh obligasi untuk se­tiap periode tertentu, umumnya tiap setengah tahun atau ta­hunan.

Pure-discount bond(obligasi dengan diskon-murni) merupakan obligasi yang tidak membayar kupon, sehingga obligasi dijual dengan harga diskon. Jika obligasi tidak membayar kupon, maka nilai intrinsik dari obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus :
NO*=
Notasi :
                       NO*                      =  nilai intrinsik dari obligasi.
                       i                             =  suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
                       NTJTn                   =  nilai jatuh tempo obligasi. (Jogiyanto, 2014:191)


8.      LIKUIDITAS OBLIGASI
            Likuditas (liquidity) atau disebut juga dengan marketability dari suatu obligasi menunjukkan seberapa cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus mengorbankan harga obligasinya. Salah satu pengukuran dari likuiditas obligasi adalah rentang permintaan-penawaran (bid-ask spread) yang menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual dan penawaran terendah dealer mau membeli. Obligasi yang aktif diperdagangkan akan cenderung mempunyai bid-ask spread yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak aktif diperdagangkan.
Tabel 6.5 Sebagian transaksi obligasi di BES
Kode obligasi
Coupon (%)
Tanggal Maturiti
1 Minggu
4 Minggu
Tinggi
Rendah
Volume (Milyar Rp)
Tinggi
Rendah
Volume (Milyar Rp)
ASGR01XXBFTW
13,375
27/10/2008



89,65
88
11,0
BABP01XXBFTW
13,500
25/04/2006



9765
97,65
30
BBNI01XXBFTW
13,125
10/07/2011



84
81,85
60
BBTN09XXBFTW
12,500
02/10/2008



89,1
87,5
510
BBTN10A
12,200
25/05/2009



84,25
84,25
500
BBTN10B
12,600
25/05/2014
84
84
1,5
84
79,6
75
BBTN11
12,000
06/07/2010



86
79,6
210
BDKI04
12,500
17/06/2010



85,5
83
400
BEX102A
9,500
22/06/2006
95
95
5,0
95
95
50
BJBR04A
11,750
05/10/2007



92,6
92,35
20
TLKM01XXBFTW
17,000
16/07/2007
104,3
102,5
11,0
10,43
102,5
24,5
ULTJ02AXBFTW
18,750
14/03/2006



100
98,75
1,0
WOMF02B
13,250
07/0/62008



97,5
9,75
1,0
            Dari tabel di atas, beberapa obligasi tidak diperdagangkan selama satu minggu terakhir, tetapi semua obligasi diperdagangkan selama 4 minggu terakhir. Misalnya obligasi dengan kode TLKM01XXBFTW yang diterbitkan oleh perusahaan Telkom dengan bunga tetap sebesar 17% setahun dengan tanggal jatuh tempo 16 juli 2007 selama satu minggu terakhir diperdagangkan sebesar Rp11 miliar.
            Bursa efek Surabaya adalah pasar modal dengan bentuk OTC (Over The Counter) dengan system perdagangan menggunakan dealer. Untuk obliggasi yang akan dijual oleh investor, bid-ask spread menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual dan penawaran terendah dealer mau membeli. Untuk obligasi yang akan dibeli oleh investor, bid-ask spread menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi dealer mau menjual dan penawaran terendah investor mau membeli. Tabel di atas tidak dibedakan antara transaksi jual atau beli dari obligasi, sehingga bid-ask spread satu minggu untuk obligasi ini adalah sebesar (104,3 – 102,5)/102,5 = 0,0176
9.      HASIL OBLIGASI
            Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu obligasi. Beberapa di antaranya adalah  current yield, yield to maturity, dan yield to call.
Hasil Sekarang
            Hasil sekarang (Current yield) diukur dengan nilai kupon setahun dibagi dengan nilaai pasar obligasi saat ini.
Hasil Sampai Maturiti
            Hasil sampai maturity (yield to maturity) adalah tingkat return dari obligasi yang dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpan sampai jatuh tempo. yield to maturity (YTM) dapat diperoleh dengan mencari tingkat diskonto yang menyebabkan nilai sekarang dari semua aliran kas sama dengan nilai pasar sekarang dari obligasi. Untuk obligasi yang membayar kupon, YTM dapat dinyatakan dalam rumus :
Notasi :
YTM   = yield to maturity
NO      = nilai pasar sekarang dari obligasi
Kt        = nilai kupon ke-t dengan t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan nilai par obligasi
NJTn   = nilai jatuh tempo obligasi
Nilai dari YTM dapat dihitung cara trial-and-error dengan menyamakan nilai pasar sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai sekarang aliran-aliran kas. Dengan demikian nilai dari YTM adalah nilai dari internal rate of return (IRR).
Contoh 6.5 :
Seorang investor membeli obligasi lima tahun pada tahun 2001 yang lalu dengan nilai pasar 990 poin (sebesar Rp990.000,- per lembar). Obligasi ini membayar bunga variabel (floating rate) yaitu sebesar 4% (yaitu sebesar Rp40.000,-) pada tahun 2002, 4,5% (sebesar Rp45.000,-) pada tahun 2003, 5% (sebesar Rp50.000,-) pada tahun 2004 dan 5,5% (sebesar Rp55.000,-) pada tahun 2005. Obligasi ini jatuh tempo pada tahun 2005. Nilai dari YTM adalah sebesar :
Dengan trial-end-error diperoleh YTM sebesar 5%.
Untuk nilai yang konstan, yaitu K1 = K2 = …. = Kn = K, maka rumus di atas dapat dittuliskan sebagai berikut:
Notasi :
YTM   = Yield to maturity
t           = periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n
NO      = nilai pasar dari obligasi
K         = nilai kupon yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan nilai par
NJTn   = nilai jatuh tempo obligasi
Hasil sampai ditarik
            Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi dari sekarang sampai dengan tanggal obligasi ditarik kembali. yield to call mirip dengan yield to maturity dengan perbedaan waktu dari obligasi. Kalau YTM waktu obligasi adalah dari sekarang sampai jatuh tempo, sedang yield to call waktu obligasi adalah dari sekarang sampai kemungkinan ditarik.
10.  HAK TARIK
            Penerbit obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai pilihan untuk membayar obligasinya pada nilai par sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo. Hak obligasi semacam ini disebut dengan hak tarik atau provisi tarik (call provision). Beberapa keuntungan akan didapatkan oleh penerbit obligasi dengan adanya hak ini.
1.      Utang perusahaan dapat dikurangi sewaktu-waktu jika aliran kas perusahaan tersisa
2.      Obligasi dengan kupon yang tinggi dapat dihentikan dan diganti dengan obligasi lainnya yang memberikan kupon lebih rendah jika bunga menurun
3.      Menyediakan sinyal baik bagi perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan menguntungkan sehingga tersedia banyak aliran kas tersedia dan perusahaan beranggapan bahwa obligasi adalah murah untuk ditarik kembali
4.      Menyediakan opsi tarik (call option) kepada perusahaan dengan gratis
Kebalikannya untuk investor, obligasi yang mempunyai call provision merugikan investor, sehingga harga obligasi ini akan lebih rendah dibandingkan dengan obligasi sejenis yang tidak mempunyai hak tarik. Obligasi dengan call provision ini sebenarnya menyediakan suatu opsi kepada perusahaan untuk dapat membeli kembali obligasinya sewaktu-waktu. Opsi ini sama dengan opsi tarik (call option). Dengan demikian harga dari obligasi dengan call provision adalah nilai obligasi yang tanpa call provision dikurangi dengan nilai call option
11.  RENTANG HASIL
            Rentang hasil (yield spread) adalah perbedaan antara yield to maturity (YTM) yang dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturity yang sama. Premium gagal (default premium) adalah perbedaan hasil dari YTM dijanjikan dengan YTM diharapkan. YTM yang diharapkan adalah YTM biasa yang dihitung di bab 6.7 sebelumnya. Premium risiko (risk premium) adalah perbedaan antara YTM diharapkan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturity yang sama.
Gambar 6.1 Rentang hasil
YTM diinginkan (Y) dapat dihitung dengan suatu rumus sebagai berikut :
Notasi :
Y         = YTM dijanjikan
Y’        = YTM diharapkan
Pd        = Probabilitas obligasi akan gagal
          = nilai obligasi yang tidak terbayar relative terhadap harga pasar sekarang
Contoh 6.8
Suatu obligasi mepunyai profitabilitas kegagalan sebesar 10%. Jika terjadi kegagalan, investor hanya akan menerima 70% dari nilai pasarnya, sehingga nilai obligasi yang tidak terbayar () 100% - 70% = 30% atau 0,3. YTM diharapkan (Y’) adalah sebesar 12%. YTM dijanjikan oleh obligasi dapat dihitung sebesar :
Premium gagal untukobligasi  ini adalah sebesar 16,67% - 12% = 4,67% yang berarti bahwa obligasi yang mempunyai kemungkinan gagal sebesar 12% dengan kemungkinan terbayar hanya 70% ini, maka investor akan meminta tambahan (premium) karena kemungkinan kegagalan ini sebesar 4,67%. Jika YTM untuk obligasi bebas gagal dengan kupon dan jangka waktu maturity yang sama sebesar 10%, maka premium risiko (risk premium) adalah sebesar 12% - 10% = 2% yang berarti bahwa obligasi ini bukan obligasi bebas risiko sehingga investor meminta tambahan (premium) karena tambahan risiko ini sebesar 2%.
12.  RISIKO OBLIGASI
            Walaupun obligasi lebih rendah risikonya dibandingkan dengan saham, tetapi obligasi tetap aktiva berisiko.risiko dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak terbayar (default). Peringkat obligasi (bond rating) dapat digunakan sebagai proksi dari risiko obligasi. Di tabel 6.1 terlihat bahwa obligasi Astra Graphia I yang diterbitkan pada tahun 2003 mempunyai rating A-.
Tabel 6.1 Peringkat Obligasi menurut S&P
Peringkat
Keterangan
AAA
Mempunyai kemampuan sangat kuat untuk membayar bunga-bunga dan membayar kembali principal
AA
Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga-bunnga dan membayar kembali principal
A
Mempunyai kemampuan kuat untuk membayar bunga-bunnga dan membayar kembali principal tetapi lebih rentan terhadap kondisi-kondisi yang berubah terbalik dibandingkan dengan kasus dari AAA
BBB
Mempunyai kemampuan cukup kuat untuk membayar bunga-bunga dan membayar kembali principal. Bahkan lebih rentan terhadap kondisi-kondisi yang berubah terbalik dibandingkan dengan obligasi-obligasi peringkat A
BB,B,
CCC,CC,C
Dianggap spekulatif terhadap kemampuan untuk membayar bunga-bunga dan membayar kembali principal. BB menunjukkan tingkat terendah dari spekulasi dan C menunjukkan tingkat tertinggi dari spekulasi
D
Gagal (default). Pembayaran bunga-bunga dan pembayaran kembali principal tertunggak
+ atau -
Dapat digunakan untuk menunjukkan posisi relative di dalamsuatu  kategori

            Peringkat obligasi (bond rating) adalah symbol-simbol karakter yang diberikan oleh agen peringkat untuk menunjukkan risiko dari obligasi. Dua buah agen peringkat obligasi terkenal di dunia adalah Standard & Poor’s (S&P) Corporation dan Moody’s Investor Service Inc. Di Indonesia obligasi diperingkat oleh PT PEFINDO yang didirikan tanggal 21 Desember 1993 dan PT KASNIC Credit Rating.
13.  TEOROMA PENILAIAN OBLIGASI
            Teoroma penilaian obligasi akan menjelaskan bagaimana hubungan antara harga obligasi akibat perubahan-perubahan suku bunga, maturity, dan nilai kupon. Untuk ilustrasi akan digunakan suatu obligasi dengan tingkat kupon sebesar 14% setahun dengan nilai par-nya sebesar Rp1 juta dibayar pada saat jatuh tempo. Harga obligasi akan berubah dengan berubahnya suku bunga dan lamanya maturity. Hasil pasar atau market yield menunjukkan hubungan antara perubahan suku bunga terhadap harga obligasi. Tabel 6.7 berikut ini menunjukkan harga obligasi dengan perubahan-perubahan suku bunga menurun dari 14% menjadi 10%, menaik dari 14% menjadi 18% dengan perubahan beberapa waktu maturity dari 15 tahun sampai 0 tahun maturity.
Tabel 6.7 Harga obligasi dengan kupon 14% setahun dengan waktu jatuh tempo dan suku bunga bervariasi
Waktu sampai jatuh tempo
Suku bunga diskonto
10%
12%
14%
16%
18%
15
1.304.243,18
1.136.217,29
1.000.000,00
888.490,88
796.336,90
14
1.294.667,50
1.132.563,36
1.000.000,00
890.649,42
799.677,54
13
1.284.134,25
1.1128.470,97
1.000.000,00
893.153,32
803.619,50
12
1.272.547,67
1.1238.874,48
1.000.000,00
896.057,86
808.271,01
11
1.259.802,44
1.118.753,98
1.000.000,00
899.427,11
813.759,79
10
1.245.782,68
1.113.004,46
1.000.000,00
903.335,45
820.236,55
9
1.230.360,95
1.106.565,00
1.000.000,00
907.869,12
827..879,13
8
1.213.397,05
1.099.352,80
1.000.000,00
913.128,18
836.897,37
7
1.194.736,75
1.091.275,13
1.000.000,00
919.228,69
847.538,90
6
1.174.210,43
1.082.228,15
1.000.000,00
926.305,28
860.095,90
5
1.151.631,47
1.072.095,52
1.000.000,00
934.514,13
874.913,16
4
1.126.794,62
1.060.746,99
1.000.000,00
944.036,39
892.397,53
3
1.099.474,08
1.048.036,63
1.000.000,00
955.082,21
913.029,08
2
1.069.421,49
1.033.801,02
1.000.000,00
967.895,36
937.374,32
1
1.036.363,64
1.017.857,14
1.000.000,00
982.758,62
966.101,69
0
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000,000,00
1.000.000,00

Nilai-nilai di Tabel 6.7. ini jika diplotkan akan didapatkan gambar sebagai berikut ini
Gambar 6.2 Hubungan waktu jatuh tempo dengan harga obligasi dengan kupon 14% setahun untuk waktu jatuh tempo yang bervariasi
Dari tabel 6.7. ini terlihat bahwa jika suku bunga tidak berubah, yaitu sama dengan tingkat kuponnya, yaitu 14%, maka harga obligasi tidak akan berubah sebesar Rp1 juta untuk semua waktu maturity dan di gambar 6.2 digambarkan dengan garis lurus.
Jika suku bunga turun dari 14% menjadi 12% atau 10% maka harga obligasi akan naik untuk semua waktu maturity dan harga obligasi ini akan mengarah turun ke nilai par-nya seperti tampak di gambar 6.2 ditunjukkan oleh kurva dengan suku bunga 12% dan 10% yang di atas kurva 14% dn harga obligasinya menurun menuju ke Rp1 juta dengan mendekatinya waktu jatuh tempo.
Jika suku bunga naik dari 14% menjadi 16% atau 18% maka harga obligasinya akan turun semua waktu maturity dan harga obligasi ini akan mengarah naik ke nilai par-nya seperti tampak di gambar 6.2 ditunjukkan oleh kurva dengan suku bunga 16% dan 18% yang di bawah kurva 14% dan harga obligasinya menaik menuju Rp1 juta dengan mendekatinya waktu jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, semua obligasi akan bernilai sama, yaitu nilai par-nya.
Malkiel (1962) memperkenalkan lima teorema tentang hubungan antara harga-harga obligasi dengan hasil-haislnya (yields). Teorema ini disebut dengan Malkiel’s bond theorems.
Teorema 1        : Harga dari obligasi akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar (market yield)
            Seperti halnya hubungan suku bunga (arket yield) dengan harga saham, hubungan suku bunga dengan harga obligasinya dengan bunga (kupon) tetap adalah berlawanan arah, yaitu semakin meningkatnya (menurunnya) suku bunga, semakin menurunnya (menaiknya) harga obligasi. Hubungan negative ini dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
1.      Secara matematik, dapat dilihat dari rumus valuasi menghitung nilai intrinsic obligasi. Nilai suku bunga berada sebagai denominator (pembagi) dirumus tersebut.
a.       Jika suku bunga meningkat, maka nilai pembagi akan semakin besar dana hasil yang dibagi akan menjadi semakin kecil, akibatnya nilai harga obligasi semakin turun
b.      Demikian juga sebaliknya, yaitu dengan menurunnya suku bunga, maka nilai pembagi akan semakin kecil dan nilai yang dibagi akan menjadi semakin besar dengan akibat nilai harga obligasi semakin naik
2.      Secara logika dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
a.       Dengan meningkatnya suku bunga, maka tabungan akan semakin menarik karena memberikan bunga tabungan yang meningkat. Dari sisi investor yang akan menjual obligasinya dan akan mengalihkan hasilnya ke tabungan dengan bunga yang lebih tinggi. Akibatnya penawaran (supply) obligasi meningkat. Karena penawaran meningkat, dia  akan menawarkan obligasi dengan diskon, sehingga harga obligasi akan menurun. Dari sisi investor yang akan membeli obligasi, akan lebih menarik untuk memasukkan dananya ke tabungan dengan suku bunga lebih tinggi. Dia mau membeli obligasi kalau dijual dengan diskon untuk mengkompensasi kehilangan kesempatan suku bunga tabungan yang lebih tinggi.
b.      Sebaliknya dengan menurunnya suku bunga, maka tabungan akan semakin kurang menarik karena memberikan bunga tabungan yang menurun, akibatnya investor akan menarik tabungannya dan mengalihkannya ke obligasi dengan bunga yang lebih tinggi. Akibatnya permintaan (demand) obligasi meningkat dan karena suku bunga lebih menarik, maka obligasi ini akan ditawarkan dengan premium, sehingga harga obligasi akan meningkat. Sebaliknya dari sisi investor penjual obligasi akan mengalami kerugian suku bunga yang lebih rendah kalau hasil penjualan obligasi dimasukkan ke tabungan. Dia hanya mau menjual obligasinya dengan premium untuk mengkompensasi kerugian suku bunganya.
Hubungan negative antara suku bunga dengan harga obligasi  dapat dilihat di tabel 6.7 sebelumnya. Tabel ini menunjukkan suatu obligasi dengan kupon tetap  sebesar 14% setahun dan harga obligasinya dengan waktu jatuh tempo dan suku bunga diskonto yang bervariasi. Jika suku bunga tidak berubah,yaitu masih sama 14%, maka harga obligasinya akan tetap sama dengan nilai par-nya, yaitu Rp1 juta. Jika suku bunga diskonto turun, yaitu menjadi 12% atau 10% maka harga obligasi  akan naik. Misalnya untuk obligasi dengan waktu jatuh tempo 15 tahun,harga obligasi akan naik menjadi Rp1.304.243,18 dengan turunya suku bunga dari 14% menjadi 12%. Sebaliknya, untuk obligasi yang sama, harga obligasi akan turun menjadi RP796.336,90 dengan naiknya suku bunga dari 14% menjadi 18%.
Teorema 2             : dengan maturity konstan, penurunan suku bunga akan menaikkan harga obligasi dengan basis persentasi lebih besar dibandingkan dengan peningkatan suku bunga yang sama besarnya yang akan menurunkan harga obligasi.
            Teorema ini menunjukkan dengan maturity konstan, persentasi perubahan harga obligasi akan lebih besar untuk penurunan suku bunga dibandingkan untuk peningkatan suku bunga yang sama besarnya. Misalnya obligasi di Tabel 6.7 dengan waktu jatuh tempo 15 tahun, penurunan suku bunga sebesar 4% dari 14% menjadi 10% akan menaikkan harga obligasi sebesar (Rp1.304.243.18 – Rp1.000.000,-)/Rp1.000.000,-*100% = 30,424%. Dengan kenaikan suku bunga yang sama besarnya, yaitu 4% dari 14% ke-18%, maka penurunan harga obligasi adalah sebesar (Rp796.336,90 – Rp1.000.000,-)/Rp1.000.000,-*100% = -20,366%. Hasil  ini menunjukkan bahwa penurunan suku bunga sebesar 4% menghasilkan kenaikan harga obligasi sebesar 30,424% lebih besar dari penurunan harga obligasi sebesar -20,366^% untuk kenaikan suku bunga 4% yang sama.
            Teorema ini jika digambarkan untuk obligasi dengan waktu jatuh tempo yang konstan yaitu 15 tahun, perubahan harga obligasi untuk perubahan naik dan turunnya suku bunga dari nilaisuku bunga semula 14% akan tampak digambar 6.3. di gambar ini terlihat bahwa melengkungnya kurva lebih besar untuk penurunan suku bunga dibandingkan dengan kenaikan suku bunga.
Gambar 6.3 Hubungan suku bunga dengan harga obligasi
Teorema 3        : Untuk suatu perubahan suku bunga yang tertentu, besarnya perubahan harga obligasi akan berhubungan positif dengan waktu maturity, yaitu semakin lama maturitinya, semakin besar perubahan harga obligasinya.
            Teorema 1 dan 2 menunjukkan keadaan maturity yang konstan. Teorema 3 menunjukkan bagaimana jika maturity berubah.
            Teorema ini menunjukkan bahwa untuk perubahan suku bunga tertentu, perubahan atau volatility harga obligasi jangka panjang akan leih tinggi dibandingkan dengan untuk obligasi jangka lebih pendek. Sebagai contoh obligasi dengan kupon 14% di Gambar 6.3 di atas. Harga par obligasi ini adalah Rp1 juta. Utnuk obligasi dengan jangka waktu 10 tahun, penurunan suku bunga 4% dari 14% menjadi 10% akan menakibatkan harga obligasi menjadi Rp1.245.782,68 sedang untuk obligasi dengan maturity yang lebih pendek, misalnya 5 tahun, maka penurunan suku bunga dari 14% menjadi 10% mengakibatkan kenaikan harga obligasi lebih kecil menjadi Rp1.151.631,47. Ini berlaku juga untuk kenaikan suku bunga dari 14% menjadi 18%. Untuk obligasi dengan maturity 10 tahun akan mengakibatkan penurunan harga obligasi dari Rp1 juta menjadi Rp820.236,55 dan untuk obligasi dengan maturity 5 tahun akan mengakibatkan penurunan harga obligasi lebih kecil menjadi Rp874.913,16. Ini terlihat bahwa perubahan harga obligasi akan lebih besar untuk obligasi dengan maturity lebih panjang
Teorema 4        : Perubahan harga yang terjadi akibat hubungan antara maturity obligasi dan volatilitas harganya akan semakin besar dengan tingkat menurun (increase at a diminishing rate) sejalan dengan meningkatnya maturity.
            Sebagai conntoh adalah obligasi dengan jangka waktu 10 tahun, penurunan suku bunga dari 14% menjadi 10% akan mengakibatkan harga obligasi naik dari Rp1 juta menjadi Rp1.245.782,68 dengan kenaikan sebesar Rp245.782,68 atau 24,578%. Sedang untuk obligasi dengan maturity yang lebih penndek, misalnya 5 tahun, maka penurunan suku bunga dari 14% menjadi 10% mengakibatkan kenaikan harga obligasi lebih kecil menjadi Rp1.151.631,47 dengan kenaikan sebesar Rp151.631,47 atau 15,163%. Untuk maturity 10 tahun, walaupun umur obligasi 2 kali dibandingkan dengan maturity 5 tahun, tetapi kenaikan harga obligasi hanya 24,578% tidak mencapai 2 kali dari 15,163%.
            Ini juga berlaku untuk kenaikan suku bunnga dari 14% menjadi 18%.untuk obligasi dengan maturity 10 tahun akan mengakibatkan penurunan harga obliggasi dari Rp1 juta menjadi Rp820.236,55 aau -17,976% dan untuk obligasi dengan maturity 5 tahun akan mengakibatkan harga obligasi lebih kecil menjadi Rp874.913,16 atau -12,509%. Obligasi dengan maturity 2 kali tidak menurunkan harga 2 kali lebih besar tetapi kurang dari 2 kali. lebih lengkap dari hasil teorema ini dapat dilihat  di Tabel berikut ini.
Tabel 6.8  Perubahan harga obligasi menaik dengan tingkat menurun searah dengan maturity
Maturiti
Penurunan suku bunga 14% ke 10%
Kenaikan suku bunga 14% ke 18%
ΔHarga
ΔHarga (%)
ΔHarga per tahun
ΔHarga
ΔHarga (%)
ΔHarga per tahun
15
304.243,18
30,424%
2,028%
-203.663,10
-20,266%
-1,358%
14
294.667,50
29,424%
2,015%
-200.322,46
-20,032%
-1,431%
13
284.134,25
28,413%
2,186%
-196.380,50
-19,638%
-1,511%
12
272.547,67
27,255%
2,271%
-191.728,99
-19,173%
-1,598%
11
259.802,44
25,980%
2,362%
-186.240,21
-18,624%
-1,693%
10
245.782,68
24,578%
2,458%
-179.763,45
-17,976%
-1,798%
9
230.360,95
23,036%
2,560%
-172.120,87
-17,212%
-1,912%
8
213.397,05
21,340%
2,667%
-163.102,63
-16,310%
-2,039%
7
194.736,75
19,474%
2,782%
-152.461,10
-15,246%
-2,178%
6
174.210,43
17,421%
2,904%
-139.904,10
-13,990%
-2,332%
5
151.631,47
15,163%
3,033%
-125.086,84
-12,509%
-2,502%
4
126.794,62
12,679%
3,170%
-107.602,47
-1,0760%
-2,690%
3
99.474,08
9,947%
3,316%
-86.970,92
-8,697%
-2,899%
2
69.421,49
6,942%
3,471%
-62.625,68
-6,263%
-3,131%
1
36.363,64
3,636%
3,636%
-33.898,31
-3,390%
-3,390%
0
0,00
0,00%

-0,00
-0,00%


Teorema 5      : Persentasi perubahan harga obligasi akibat dari perubahan suku bunga akan lebih kecil jika tingkat kupon lebih tinggi.
            Bandingkanlah obligasi dengan tingkat kupon 14% setahun di Tabel 6.7 sebelumnya dengan obligasi dengan tingkat kpon yang lebihh tiggi yaitu 18% setahun di tabel berikut ini.
Tabel 6.9 Harga obligasi dengan tingkat bunga 18% setahun dan waktu jatuh tempo dan suku bunga bervariasi
Waktu sampai jatuh tempo
Suku bunga diskonto
16%
18%
20%
15
1.111.509,12
1.000.000,00
906.490,55
14
1.109.350,58
1.000.000,00
907.788,66
13
1.106.846,68
1.000.000,00
909.346,39
12
1.103.942,14
1.000.000,00
911.215,67
11
1.100.572,89
1.000.000,00
913.458,80
10
1.096.664,55
1.000.000,00
916.150,56
9
1.092.130,88
1.000.000,00
919.380,67
8
1.086.871,82
1.000.000,00
923.256,80
7
1.080.771,31
1.000.000,00
927.908,16
6
1.073.694,72
1.000.000,00
933.489,80
5
1.065.485,87
1.000.000,00
940.187,76
4
1.055.963,61
1.000.000,00
948.225,31
3
1.044.917,79
1.000.000,00
957.870,37
2
1.032.104,64
1.000.000,00
969.444,44
1
1.017.241,38
1.000.000,00
983.333,33
0
1.000.000,00
1.000.000,00
1.000.000,00

            Obligasi dengan tingkat kupon 14% jika terjadi penurunan suku bunga sebesar 2% menjadi 12%, maka harga obligasi ini menjadi Rp1.136.217,29 atau naik sebesar 11,362% (lihat tabel6.7 sebelumnya). Untuk obligasi dengan tingkat kupon yang lebih tinggi yaitu 18%, jika terjadi penurunan suku bunga sebesar 2% menjadi 16%, maka harga obligasi ini menjadi Rp1.111.509,12 atau naik sebesar 11.151%. perubahan persentasi kenaikan harga akibat penurunan suku bunga yang sama yaitu 2% akan lebih kecil untuk obligasi dengan tingkat kupon yang lebih tinggi.
            Kondisi ini jugga berlaku untuk kenaikan suku bunnga. Kenaikan suku bunga sebesar 2% untuk obligasi dengan tingkat kupon 14$ menjadi 16%, maka harga obligasi ini  menjadi Rp888.490,88 atau turun sebesar -11.151% (lihat tabel 6.7 sebelumnya). Untuk obligasi dengan tingkat kupon yang lebih tinggi yaitu 18%, jika terjadikenaikan suku bunga sebesar 2% menjadi 20%, maka harga obligasi ini menjadi Rp906.490,55 (lihat tabel 6.9) atau turun sebesar -9,351%. Perubahan persentasi penurunan harga akibat kenaikan suku bunga yang sama yaitu 2% akan lebih kecil untuk obligasi dengan tingkat kupon yang lebih tinggi.
            Teorema kelima tidak  berlaku untuk obligasi yang mempunyai waktu maturity hanya satu tahun saja. Teorema kelima ini juga tidak berlaku untuk obligasi yang tidak mempunyai jatuh waktu yang disebut dengan perpetuiti.
Implikasi terhadap  Investor
            Jika diringkaskan, hasil dari teorema-teorema ini adalah sebagai berikut ini.
1.      Kaitannya dengan suku bunga
a.       Harga obligasi erhubungan terbalik dengan suku bunga pasar
b.      Penurunan suku bunga lebih sensitive terhadap harga obligasi dibandingkan dengan kenaikan suku bunga
2.      Kaitannya dengan maturity
a.       Besarnyaa perubahan harga obligasi berhubungan positif dengan waktu maturity
b.      Perubahan harga obligasi tersebut terjadi dengan tingkat menurun sejalan dengan meningkatnya maturity
3.      Kaitannya dengan tingkat kupon
Besarnya persentasi perubahan harga obligasi akibat dari perubbahan suku bunga berhubungan terbalik dengan tingkat kupon.

Teorema-teorema ini menyediakan informasi yang berguna bagi investor, sehinga mempunyai implikasi yang cukup penting terhadap investor. Implikasinya adalah sebagai berikut ini.
1.      Jika suku bunga dapat diprediksi dan diekspetasi, maka investor seharusnya membeli obligasi (tidak dibandingkan dengan aktiva lain) jika suku bunga diekspetasi akan turun. Sebaliknya, investor seharusnya menjual obligasinya jika suku bunga diekspetasi akan naik
2.      Untuk dapat memperoleh hasil maksimum pengaruh turunnya suku bunga terhadap harga obligasi, maka investor seharusnya membeli obligasi yang mempunyai maturity yang lama (long-maturity bond) dan tingkat kupon yang rendah (low-coupon bond)
3.      Jika investor harus membeli obligasi padahal suku bunga diekspetasikan akan naik, sebaiknya investor membeli obligasi yang mempunyai maturity yang pendek (short-maturity bond) dan tingkat kupon yang tinggi (high-coupon bond)

14.   DURASI OBLIGASI
            Teorema nomor lima juga dapat diartikan bahwa untuk obligasi-obligasi yang mempunyai lama maturiti yang sama tetapi dengan tingkat kupon yang berbeda akan bereaksi berbeda akibat perubahan dari suku-suku bunga tertentu. Maturiti mengukur umur hidup dari suatu obligasi, tetapi maturiti belum mengukur hidup ekonomisnya. Untuk mengukur hidup ekonomis suatu obligasi diperlukan pengukuran yang lain yaitu durasi.
            Obligasi-obligasi dengan durasi yang sama kemungkinan akan bereaksi dengan cara yang sama akibat perubahan dari suku-suku bungan dibandingkan dengan obligasi-obligasi yang mempunyai lam maturiri yang sama tetapi durasinya beda. Ini tidak mengherankan, karena lama maturiti menunjukan waktu sampai pembayaran aliran kas obligasi terakhir jatuh tempo tanpa mempertimbangkan pola dan besarnya aliran-aliran kas keseluruhan. Misalnya dua buah obligasi yang sama maturitinya yaitu 10 tahun, satu dengan tingkat kupon 12% dan 18 % mempunyai umur hidup ekonomis yang berbeda. Obligasi kedua mempunyai umur hidup ekonomis yang lebih pendek karena mempunyai aliran kas yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi yang pertama. Durasi mempertimbankan kedua hal tersebut.
            Durasi di definisikan sebaai pengukur dari umur hiduo ekonomis dari suatu obligasi dengan mempertimbangkan semua bentuk dan besarnya aliran kas keseluruhan dari obligasi sampai jatuh temponya. Durasi dihitung dengan rata-rata tertimbang maturiti dari aliran kas obligasi dengan basis nilai sekarang. durasi bearti adalah rata-rata tertimbang, berbasis pada nilai sekarang, dari waktu untuk menutup nilai-nilai kupon dn prinsipal dari suatu obligasi. Dengan kata lain, durasi dapat diartikan sebagai discountedpayback period dari investasi di suatu obligasi, yaitu rata-rata tahun investor obligasi dapat memperoleh kembali investasinya dari nilai-nilai kupon dan prinsipal yang diperoleh dari obligasi.
Gambar 6.4 aliran kas obligasi yang menentukan besarnya durasi.
Dari gambar tersebut terlihat aliran-aliran kas akan lebih cepat diterima kembali oleh investor untuk obligasi B dibandingkan dengan yang di obligasi A. jika dihubungkan dengan durasi, maka dapat dikatakan bahwa obligasi B akan mempunyai durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan durasi obligasi A.
            Konsep dari durasi pertama kali diperkenalkan oleh Macaulay pada tahun 1938. Rumus untuk menghitung durasi menurut Macaulay adalah sebagai berikut ini.

atau



15. SENSITIFITAS HARGA OBIGASI DARI PERUBAHAN SUKU BUNGA
Mengestimasi nilai obligasi setiap saat merupakan hal yang penting. Nilai obligasi setiap saat ini dapat dihitung dengan mengestimasi perubahan harga obligasi dari harga sebelumnya. Dengan mengetahui perubahan harga obligasi, maka nilai obligasi sekarang dapat dihitung. Persentase perubahan harga obligasi dapat dihitung dengan rumus :

            Rumus persentase perubahan harga obligasi ini dipengaruhi secara poditif oleh durasi obligasinya dan secara negatif oleh perubahan suku bunga. Hubungan negatif antara perubahnan harga obligasi dengan perubahan suku bunga ditunjukan oleh tanda negatif (-) di rumus.
            Hubungan antara perubahan harga obligasi dengan perubanhan suku bunga diasumsikan linear. Akan tetapi, kenyataannya hubungan ini tidaklah sepenuhnya linear, tetapi sedikit cembung, sehingga hubungan nilai keduanya digunakan tanda mendekati sama (=) bukan tanda sama dengan (=).
16. IMUNISASI
            Imunisasi adalah strategi investasi di obligasi yang menyamakan durasi dari obligasi atau portofolio obligasi dengan waktu lamanya investasi untuk menghilangkan risiko  perubahan suku bunga. Misalnya investor akan menginvestasikan dananya selama dua tahun karena di akhir tahun kedua dia membutuhkan kembali dana tersebut. Untuk maksud ini, imunisasi dapat dilakuka oleh investor dengan menginvestasikan dananya ke suatu obligasi yang mempunyai durasi yang sama dengan periode investasinya, yaitu selama dua tahun.
            Strategi imunisasi dapat diilustrasikan sebagai berikut ini. Seorang investor mempunyai dana menganggur saat ini dan membutuhkan aliran kas masuk sebesar Rp 1.000.000,- nanti pada akhir tahun kedua. Untuk keperluan ini, dia dapat melakukan beberapa alternatif.
1.      Alternatif 1.
Investor membeli obligasi yang durasinya tidak sama dengan lama periode investasinya. Misalnya investor membeli obligasi dengan kupon sebesar 14% setahun dibayar tengah tahunan, suku bunga sekarang adalah 20% setahun, umur obligasi 5 tahun, durasi 3,61 tahun sebagai berikut ini.

Jika investor membeli obligasi ini dan karena obligasi jatuh tempo lima tahun lagi, maka dia harus menjualnya pada akhir tahun kedua. Suku bunga pada akhir tahun kedua ini dapat naik atau turun.
-          Jika pada akhir tahun kedua ini suku bunga naik, harga obligasi akan turun dan investor akan mengalami risiko kerugian penurunan nilai obligasi karena harus menjualnya dengan harga yang lebih rendah. Risiko ini disebut dengan risiko suku bunga (income rate risk).
-          Sebaliknya jika pada akhir tahun kedua ini suku bunga turun harga obligasi akan naik dan investor akan mengalami keuntungan kenaikan nilai obligasi.
2.      Alternatif 2.
Investor membeli obligasi dengan kupon sebesar 16% setahun dibayar tengah tahunan, suku bunga sekarang adalah 20% setahun, umur obligasi 0,5 tahun (durasi juga 0,5 tahun) sebagai berikut ini.
Periode kupon (1)
Aliran kas (2)
PV faktor dari 7% (3)
PV dari aliran kas (4)=(2)x (3)
t x (PV dari aliran kas) (5) = (1) x (4)
0,5
80.000
0,909091
72.727,27
36.363,64



72.727,27
36.363,64
Durasi Macaulay dalam ½ tahunan = 36.363,64/72.727,27 = 0,5

Jika investor membeli obligasi ini, maka dia harus menginvestasikannya kembali setiap setengah tahun sampai akhir tahun kedua. Suku bunga pada akhir tengah tahun ini dapat naik atau turun.
-          Jika suku bunga turun, harga obligasi akan naik dan investor akan mengalai risiko kerugian kenaikan nilai obligasi, dengan investasi kembali yang lebih mahal, karena harus membeli obligasi yang lebih tinggi nilainya atau kerugian karena menginvestasikan ke obligasi dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Risiko ini disebut dengan risiko investasi kembali (reinvestment rate risk).
-          Sebaliknya jika suku bunga naik, harga obligasi akan turun dan investor akan mengalami keuntungan penurunan nilai obligasi, dengan investasi kembali yang lebih murah.

Durasi > periode nvestasi
Durasi  < periode nvestasi
Suku bunga naik (harga obligasi turun)
Rugi menjual obligasi
Untung membeli obligasi (menginvestasikan kembali )
Suku bunga turun (harga obligasi naik)
Untung menjual obligasi
Rugi membeli obligasi (menginvestasikan kembali)

Karena suku bunga kedepan tidak dapat diketahui dengan pasti di muka, pada tingkat suku bunga tertentu, kedua alternatif investasi tersebut dapat merugikan investor. Jika suku bunga naik, kerugian akan terjadi di investasi obligasi dengan durasi (3,61 tahun) yang lebih lama dengan periode investasinya (yaitu 2 tahun). Jika suku bunga turun, kerugian akan terjadi di investasi obligasi dengan durasi (0,5 tahun) yang lebih pendek dengan periode investasinya (yaitu 2 tahun).
            Untuk menghilangkan kerugian-kerugian tersebut, maka kerugian ini dapat diimunisasikan. Imunisasi sebenarnya dimaksudkan untuk menghilangkan efek tidak menguntungkan dengan efek yang menguntungkan akibat terjadinya perubahan suku bunga sebagai berikut ini.
-          Jika suku bunga naik, sehingga harga obligasi turun, efek terhadap harga obligasi merugikan jika dijual, tetapi  efek terhadap investasi kembali menguntungkan
-          Jika suku bunga turun, sehingga harga obligasi naik, efek terhadap investasi kembali merugikan karena harus membeli kembali obligasi, tetapi efek terhadap harga obligasi menguntungkan jika dijual.
Imunisasi sebenarnya dapat dilakukan dengan menginvestasikan ke suatu obligasi yang mempunyai durasi sama dengan lama periode investasinya. Misalnya investor memerlukan aliran kas setelah dua tahun, sehingga periode investasinya adalah dua tahun. Imunisasi dapat dilakukan dengan menginvestasikan ke obligasi dengan waktu durasi dua tahun.
            Permasalahannya adalah tidak mudah mencari suatu obligasi yang lama durasinya dapat persis sama dengan lama periode investasinya. Oleh karena itu, imunisasi biasanya dilakukan dengan membentuk suatu portofolio obligasi yang durasinya sama dengan periode investasi. Durasi portofolio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut  :